Kembang api ditembakkan di seluruh pelosok Berlin begitu para pendukung merayakan kemenangan 1-0 dengan menyesaki jalanan dan menyalakan klakson mobil dengan bendera hitam, merah dan emas berkibar di mana-mana.

Lebih dari 200.000 pendukung larut dalam kesenangan di jantung kota Berlin dengan menyanyikan "Oh indahnya!" dan meneriakkan "Super Deutschland".

Ibukota Jerman itu menutup Fan Mile dari lalu lintas kendaraan di belakang benteng Brandenburg yang menjadi simbol persatuan nasional, demi memberi jalan kepada para peraya kemenangan Jerman itu.

"Kemenangan ini sangat penting. Ini pertama bagi saya!" kata Carsten Glaser (20). Dia mengatakan Jerman adalah tim, sedangkan Argentina hanya punya Lionel Messi.

Banyak penggemar yang melihat kejayaan itu menciptakan resonansi sejarah lebih dalam, setelah 24 tahun sejak Jerman Barat mengalahkan Argentina pada 1990 atau beberapa bulan sebelum negara itu mengakhiri Perang Dingin.

"Kemenangan ini penting untuk mempersatukan kembali Jerman," kata Thorsten Kinscher, karyawan berusia 34 tahun yang bekerja pada perusahaan pelayaran.

"Itu menunjukkan kami sungguh dalam kebersamaan," untuk di belakang tim bekas (Jerman) barat dan timur yang eks komunis.

Para pendukung berjubel melebihi kapasitas maksimum 200.000 orang di Fan Mile beberapa jam sebelum pertandingan, kata seorang juru bicara seperti dikutip AFP.

Jutaan orang berada di depan layar kaca di taman-taman, bar, klub olah raga dan ruang tunggu di seluruh negeri guna menyaksikan pertandingan di stadion legendaris Maracana di Rio de Janeiro itu.

Para peraya kemenangan tua dan muda, laki dan perempuan, mengenakan wig mohawk, telinga kelinci dan topi koboy dengan warna-warna resmi negara, selain buang plastik ala Hawaiian berwarna hitam-merah-emas.

Anett Voelker (42) lama sekali menunggu 24 tahun untuk bisa mengenakan lagi jersi Jerman.

"Ini kejuaraan super yang mempersatukan kembali Jerman, rasa bersatu yang jauh lebih besar," kata dia.

Pada babak pertama ketika pertandingan seri 0-0, sejumlah penonton mulai kehilangan kesabaran.

"Permainan Jerman tidak bagus, Argentina lebih baik," kata Tom Ulmann (18) yang pipinya digambari bendera Jerman. "Jika terus seperti ini kita akan kalah."

Jerman memimpin Brasil 5-0 pada babak pertama di semfinal lalu, sebelum mengakhiri dengan 7-1.

Namun penantian gol itu akhirnya tiba dari Mario Goetze yang menghidupkan lagi semangat sampai peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan.

"Saya sungguh tak menyangka dan senang," kata Frank Wegner (45) dari negara bagian Brandenburg, seperti dikutip AFP.