Gerakan Muda Hanura Dukung Pemecatan Elza
Minggu, 27 Juli 2014 17:16 WIB
Partai Hanura (kpu.go.id)
Dalam upaya membela keputusan partai itu, Ketua Umum Gema Hanura Erik Satrya Wardhana dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta Minggu menegaskan ada tiga pertimbangan prinsipiil sehingga langkah partai memecat Elza Syarif itu dapat dibenarkan, yaitu pertimbangan politis, organisasional, serta menjaga wibawa partai.
Secara politis, kebijakan partai mendukung pasangan Capres/Cawapres didasari atas pertimbangan programatik dan aspek-aspek lain melalui proses panjang dan matang, sehingga keputusannya harus diperjuangkan oleh seluruh kader dengan daya upaya agar dapat menang.
"Yang bersangkutan justru bermanuver dengan melakukan tindakan melawan kebijakan partai secara terbuka, dengan mendukung Capres dan Cawapres yang tidak didukung oleh Partai Hanura," kata Erik yang merupakan Ketua Fraksi Partai Hanura MPR RI.
Pertimbangan organisasionalnya, sebagai organisasi yang memperjuangkan cita-cita melalui jalan politik, Partai Hanura berusaha menghimpun dan menyerap berbagai kontribusi khususnya gagasan dan perspektif dari seluruh kader.
Dengan demikian, mekanisme demokratis dalam internal organisasi diterapkan untuk mengatur agar gagasan-gagasan dari kader yang merupakan aset penting itu, dapat menjadi satuan gerak dalam tindakan bersama.
"Langkah Elza Syarif yang menyimpang secara politis dengan mendukung Capres/Cawapres yang tidak didukung oleh partai itu, telah direspon secara organisasional oleh partai dengan memfasilitasi sebuah forum melalui Badan Kehormatan. Namun melaui forum terhormat itu, yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan," kata Erik
Tindakan itu, dalam tradisi demokratis yang berlaku di internal Partai Hanura, berarti sebuah pengangkangan organisasi, sehingga menurut mekanisme yang berlaku satu-satunya pilihan yang tersedia bagi partai adalah dengan mencabut keanggotaan atau pemecatan, jelas Erik.
Pertimbangan yang lebih serius lagi adalah dalam rangka menjaga wibawa partai. Ditengah polemik mengenai peristiwa penculikan aktivis pro-demokrasi 1998 dan membutuhkan pelurusan dari pelaku sejarah oleh Wiranto, Elza Syarief justru mengeluarkan pernyataan di muka umum yang bertolak belakang dengan mendiskreditkan Partai Hanura dan figur Ketua Umum.
Apabila pemandangan seperti itu dibiarkan, akan jadi preseden buruk bagi pendidikan politik kader, papar Erik yang saat ini ditugaskan oleh Fraksi Partai Hanura sebagai Wakil Ketua Komisi VI DPR RI.
Sebelumnya Elza mengatakan bahwa dia telah dipecat dari partai yang juga didirikannya itu. Elza pernah mengatakan bahwa keterangan Wiranto mengenai Prabowo tidak benar.
Secara politis, kebijakan partai mendukung pasangan Capres/Cawapres didasari atas pertimbangan programatik dan aspek-aspek lain melalui proses panjang dan matang, sehingga keputusannya harus diperjuangkan oleh seluruh kader dengan daya upaya agar dapat menang.
"Yang bersangkutan justru bermanuver dengan melakukan tindakan melawan kebijakan partai secara terbuka, dengan mendukung Capres dan Cawapres yang tidak didukung oleh Partai Hanura," kata Erik yang merupakan Ketua Fraksi Partai Hanura MPR RI.
Pertimbangan organisasionalnya, sebagai organisasi yang memperjuangkan cita-cita melalui jalan politik, Partai Hanura berusaha menghimpun dan menyerap berbagai kontribusi khususnya gagasan dan perspektif dari seluruh kader.
Dengan demikian, mekanisme demokratis dalam internal organisasi diterapkan untuk mengatur agar gagasan-gagasan dari kader yang merupakan aset penting itu, dapat menjadi satuan gerak dalam tindakan bersama.
"Langkah Elza Syarif yang menyimpang secara politis dengan mendukung Capres/Cawapres yang tidak didukung oleh partai itu, telah direspon secara organisasional oleh partai dengan memfasilitasi sebuah forum melalui Badan Kehormatan. Namun melaui forum terhormat itu, yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan," kata Erik
Tindakan itu, dalam tradisi demokratis yang berlaku di internal Partai Hanura, berarti sebuah pengangkangan organisasi, sehingga menurut mekanisme yang berlaku satu-satunya pilihan yang tersedia bagi partai adalah dengan mencabut keanggotaan atau pemecatan, jelas Erik.
Pertimbangan yang lebih serius lagi adalah dalam rangka menjaga wibawa partai. Ditengah polemik mengenai peristiwa penculikan aktivis pro-demokrasi 1998 dan membutuhkan pelurusan dari pelaku sejarah oleh Wiranto, Elza Syarief justru mengeluarkan pernyataan di muka umum yang bertolak belakang dengan mendiskreditkan Partai Hanura dan figur Ketua Umum.
Apabila pemandangan seperti itu dibiarkan, akan jadi preseden buruk bagi pendidikan politik kader, papar Erik yang saat ini ditugaskan oleh Fraksi Partai Hanura sebagai Wakil Ketua Komisi VI DPR RI.
Sebelumnya Elza mengatakan bahwa dia telah dipecat dari partai yang juga didirikannya itu. Elza pernah mengatakan bahwa keterangan Wiranto mengenai Prabowo tidak benar.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Generasi muda di Semarang dilibatkan dalam implementasikan program makan siang bergizi
18 October 2024 20:22 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017