Tiongkok Tak Paksa Produsen Suku Cadang Asing Buat JV
Selasa, 2 September 2014 16:14 WIB
Mengutip dari kepala pemasok suku cadang ElringKlinger AG, koran Stuttgarter Zeitung Jerman melaporkan bahwa Tiongkok telah mendesak tiga perusahaan pemasok suku cadang mobil asal Jerman untuk membentuk kemitraan dengan perusahaan lokal.
"Kamar dagang Eropa yakin bahwa rumor ini tidak berdasar dan bahwa pemerintah Tiongkok tidak berniat untuk meminta pembentukan usaha patungan di sektor ini," kata kamar dagang Uni Eropa (European Union Chamber of Commerce) di Tiongkok dalam sebuah pernyataan di situsnya tanggal 29 Agustus , seperti dikutip Reuters.
Kamar dagang Eropa mengatakan rumor usaha patungan (Joint Venture/ JV) dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berasal dari pembatasan mulai tahun 2011 untuk pemasok di segmen e-vehicle.
Pembicaraan usaha patungan (Joint Venture/ JV) yang dipaksakan oleh perusahaan Barat berada diwaktu yang tidak tepat bagi industri otomotif Tiongkok dikarenakan regulator anti-monopoli negara tersebut meningkatkan tuntutan mereka ke sektor otomotif dan suku cadang mobil.
Badan perdagangan menambahkan bahwa pihaknya telah berbicara dengan perusahaan yang terlibat, otoritas Tiongkok terkait, asosiasi produsen otomotif negara tersebut, dan banyak perusahaan anggota di sektor otomotif.
"Kamar dagang Eropa telah diyakinkan oleh otoritas Tiongkok bahwa langkah tersebut akan bertentangan dengan niat pemerintah untuk lebih meliberalisasi sektor suku cadang mobil," katanya.
Bulan lalu, Tiongkok mendapatkan denda dari suku cadang Jepang sebesar 201 juta dolar untuk memanipulasi harga.
Merek mobil Eropa termasuk Volkswagen AG, Audi AG, BMW dan Mercedes-Benz milik Daimler AG telah menurunkan harga suku cadang mereka untuk menenangkan regulator Tiongkok yang menuduh beberapa dari mereka berprilaku anti-kompetitif, demikian Reuters.
"Kamar dagang Eropa yakin bahwa rumor ini tidak berdasar dan bahwa pemerintah Tiongkok tidak berniat untuk meminta pembentukan usaha patungan di sektor ini," kata kamar dagang Uni Eropa (European Union Chamber of Commerce) di Tiongkok dalam sebuah pernyataan di situsnya tanggal 29 Agustus , seperti dikutip Reuters.
Kamar dagang Eropa mengatakan rumor usaha patungan (Joint Venture/ JV) dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berasal dari pembatasan mulai tahun 2011 untuk pemasok di segmen e-vehicle.
Pembicaraan usaha patungan (Joint Venture/ JV) yang dipaksakan oleh perusahaan Barat berada diwaktu yang tidak tepat bagi industri otomotif Tiongkok dikarenakan regulator anti-monopoli negara tersebut meningkatkan tuntutan mereka ke sektor otomotif dan suku cadang mobil.
Badan perdagangan menambahkan bahwa pihaknya telah berbicara dengan perusahaan yang terlibat, otoritas Tiongkok terkait, asosiasi produsen otomotif negara tersebut, dan banyak perusahaan anggota di sektor otomotif.
"Kamar dagang Eropa telah diyakinkan oleh otoritas Tiongkok bahwa langkah tersebut akan bertentangan dengan niat pemerintah untuk lebih meliberalisasi sektor suku cadang mobil," katanya.
Bulan lalu, Tiongkok mendapatkan denda dari suku cadang Jepang sebesar 201 juta dolar untuk memanipulasi harga.
Merek mobil Eropa termasuk Volkswagen AG, Audi AG, BMW dan Mercedes-Benz milik Daimler AG telah menurunkan harga suku cadang mereka untuk menenangkan regulator Tiongkok yang menuduh beberapa dari mereka berprilaku anti-kompetitif, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - OTOMOTIF
Lihat Juga
Nissan Perkirakan Laba Operasional Turun Setelah Ada Skandal "Inspeksi"
09 November 2017 14:44 WIB, 2017
Inilah Mitsubishi Punya 11 Model Baru, Dikeluarkan Bertahap Sampai 2020
05 November 2017 8:48 WIB, 2017
Pertama Kali di Dunia, Ferrari Perkenalkan FXX-K Evo, yang Produksinya Terbatas
02 November 2017 12:10 WIB, 2017
Banyak Model Baru oleh Manufaktur Mobil, Permintaan LGCC jadi Menguat di Indonesia
02 November 2017 12:04 WIB, 2017
Mitsubishi Memperkenalkan Eclipse Cross sebagai Model Global Pertama
02 November 2017 10:12 WIB, 2017