Wamenhan: Myanmar Cepat Tanggapi Tawaran Indonesia
Sabtu, 13 September 2014 15:57 WIB
Sjafrie Sjamsoeddin. (ANTARA)
"Ini mempermudah untuk mengimplementasikan tahap selanjutnya," kata Sjafrie dalam ramah tamah di Kedutaan Besar RI di Yangon, Myanmar, Sabtu.
Hadir pula pada acara itu Duta Besar Myanmar untuk ASEAN Min Lwin serta anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty dan Susaningtyas Nefo Handayani.
Ia mengatakan, lawatan kerja ke Myanmar 11-13 September 2014 merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Myanmar U Thein Sein di Naypyitaw, Myanmar, pada April 2013 untuk meningkatkan kerja sama bilateral, termasuk dalam industri pertahanan.
Sjafrie yang juga Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menilai, Myanmar merupakan negara keenam ASEAN setelah Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Timor Leste yang menjadi tempat roadshow bagi kerja sama industri pertahanan Indonesia dengan negara-negara anggota ASEAN.
Ia menyatakan, dari empat tahap penetrasi industri pertahanan yakni promosi, observasi, negosiasi, dan produksi, hubungan dengan Myanmar telah berada pada tahap kedua.
Sjafrie optimistis kerja sama industri pertahanan dapat terwujud dengan Myanmar melalui kerja sama "G to G".
Apalagi, menurut dia, hubungan bilateral Indonesia dan Myanmar telah terjalin sejak era Soekarno.
Acara ramah tamah itu juga diisi dengan penjelasan Deputi Menteri Keuangan Lei Lei Thein selaku Ketua Komite Investasi Myanmar (MIC).
Hadir pula pada acara itu Duta Besar Myanmar untuk ASEAN Min Lwin serta anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty dan Susaningtyas Nefo Handayani.
Ia mengatakan, lawatan kerja ke Myanmar 11-13 September 2014 merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Myanmar U Thein Sein di Naypyitaw, Myanmar, pada April 2013 untuk meningkatkan kerja sama bilateral, termasuk dalam industri pertahanan.
Sjafrie yang juga Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menilai, Myanmar merupakan negara keenam ASEAN setelah Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Timor Leste yang menjadi tempat roadshow bagi kerja sama industri pertahanan Indonesia dengan negara-negara anggota ASEAN.
Ia menyatakan, dari empat tahap penetrasi industri pertahanan yakni promosi, observasi, negosiasi, dan produksi, hubungan dengan Myanmar telah berada pada tahap kedua.
Sjafrie optimistis kerja sama industri pertahanan dapat terwujud dengan Myanmar melalui kerja sama "G to G".
Apalagi, menurut dia, hubungan bilateral Indonesia dan Myanmar telah terjalin sejak era Soekarno.
Acara ramah tamah itu juga diisi dengan penjelasan Deputi Menteri Keuangan Lei Lei Thein selaku Ketua Komite Investasi Myanmar (MIC).
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Indonesia serukan pendekatan dialog atas situasi politik di Myanmar
01 February 2021 13:33 WIB, 2021
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017