"Hal itu diketahui berdasarkan data PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, dalam 18 jam terakhir yang terbagi atas tiga periode pengamatan," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Senin.

Menurut dia, dalam pengamatan yang dilakukan pada Minggu (5/10) pukul 18.00-00.00 WIB, secara visual cuaca Gunung Slamet tampak terang dan tidak teramati adanya embusan asap meskipun gempa embusan yang terekam sebanyak 105 kali.

Sementara pada Senin pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual teramati adanya embusan asap putih tebal setinggi 100-300 meter, sedangkan gempa embusan yang terekam sebanyak 143 kali.

Selanjutnya pada pukul 06.00-12.00 WIB, secara visual teramati embusan asap putih tebal setinggi 50-300 meter dan terekam adanya gempa embusan sebanyak 200 kali.

Bahkan, selama tiga periode pengamatan tersebut atau 18 jam terakhir, tidak terekam adanya gempa tremor menerus seperti yang terjadi dalam periode-periode pengamatan sebelumnya.

"Meskipun demikian, kami simpulkan bahwa aktivitas kegempaan Gunung Slamet masih tinggi, sehingga statusnya tetap 'Siaga'," kata pria yang biasa disapa Mbah Rono itu.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat tetap dilarang beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

Di luar radius 4 kilometer tersebut, lanjut dia, aman untuk berbagai aktivitas seperti pertanian, wisata, dan kegiatan sosial lainnya.