Jokowi Tak Gentar Oleh Ancaman Hashim Djojohadikusumo
Kamis, 9 Oktober 2014 16:43 WIB
Joko Widodo (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Salah satu yang mengancam Jokowi adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang berkata pada beberapa media asing bahwa karena Jokowi dianggapnya telah berkhianat dengan tidak menjadi Gubernur DKI selama lima tahun maka dia akan menghambat Jokowi saat memerintah.
Kepada Reuters, Rabu (8/10), Hashim mengancam akan menyelidiki keterlibatan Jokowi dalam proyek pengadaan bus Transjakarta senilai Rp1,1 triliun saat Jokowi menjadi Gubernur.
"Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat," kata Hashim pada Reuters.
Namun Jokowi menilai ancaman adik Prabowo Subianto ini tidak masuk akal karena sistem pemerintahan yang dianut Indonesia adalah sistem presidensial di mana parlemen tidak berwenang mencopot presiden.
"Kita ini sistemnya apa? Presidensial kan? Yang kedua, semangat kita mestinya setelah Pilpres haruslah sama, yakni membenahi negara. Mensejahterakan rakyat. Tidak ada jegal menjegal," kata Jokowi di Balaikota, Kamis.
Jokowi mengatakan kalau memang masih ada kubu yang ingin bertarung, maka sebaiknya itu dilakukan lima tahun mendatang pada pemilu 2019.
"Nanti tarungnya lima tahun lagi pas pemilu. Lagipula ini untuk kepentingan rakyat lho, bukan untuk kepentingan Jokowi," katanya.
Jokowi menegaskan akan senantiasa berpihak pada rakyat. Bahkan jika ada kubu yang akan menjegalnya, Jokowi akan senantiasa bersama rakyat.
"Intinya dengar rakyat, dekat dengan rakyat," tegas Jokowi.
Kepada Reuters, Rabu (8/10), Hashim mengancam akan menyelidiki keterlibatan Jokowi dalam proyek pengadaan bus Transjakarta senilai Rp1,1 triliun saat Jokowi menjadi Gubernur.
"Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat," kata Hashim pada Reuters.
Namun Jokowi menilai ancaman adik Prabowo Subianto ini tidak masuk akal karena sistem pemerintahan yang dianut Indonesia adalah sistem presidensial di mana parlemen tidak berwenang mencopot presiden.
"Kita ini sistemnya apa? Presidensial kan? Yang kedua, semangat kita mestinya setelah Pilpres haruslah sama, yakni membenahi negara. Mensejahterakan rakyat. Tidak ada jegal menjegal," kata Jokowi di Balaikota, Kamis.
Jokowi mengatakan kalau memang masih ada kubu yang ingin bertarung, maka sebaiknya itu dilakukan lima tahun mendatang pada pemilu 2019.
"Nanti tarungnya lima tahun lagi pas pemilu. Lagipula ini untuk kepentingan rakyat lho, bukan untuk kepentingan Jokowi," katanya.
Jokowi menegaskan akan senantiasa berpihak pada rakyat. Bahkan jika ada kubu yang akan menjegalnya, Jokowi akan senantiasa bersama rakyat.
"Intinya dengar rakyat, dekat dengan rakyat," tegas Jokowi.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pimpinan DPRD Jateng minta pemda gencarkan sidak Minyakita tak sesuai takaran
13 March 2025 11:50 WIB
Kebaya Kutubaru dan Kartini pantas dicatat warisan budaya tak benda nasional
26 February 2025 19:25 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017