Laode Nilai Jokowi Tak Sensitif Atas Realita Keragaman Suku Memilih Menteri
Senin, 27 Oktober 2014 11:58 WIB
Laode Ida (ANTARA/Yudhi Mahatma)
"Komposisi Kabinet Kerja, Jokowi-JK jika dilihat dari latar belakang etnik dan budaya orang-orangnya, sungguh menunjukkan kurang sensitifnya Jokowi terhadap basis budaya yang beragam di negeri," kata mantan Wakil Ketua DPD RI Laode Ida di Jakarta, Minggu.
Menurut Laode, dari 34 pos menteri, hanya empat orang dari kawasan timur, yakni Rahmat Gobel (Gorontalo di mana ia kalah telak), Saleh Husin (NTT, dari Partai Hanura dan muslim, padahal secara budaya provinsi itu bisa dikatakan sebagai basis Katolik), Yohanan Yambise dari Papua, dan Amran Sulaiman (Sulawesi Selatan).
Sementara, tambah Laode, putra Kalimantan belum teridentifikasi. Selebihnya, 30 orang lainnya dari suku Jawa dan Sumatera.
"Ini sungguh luar biasa. Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau kebijakan rekrutmen pengelola negeri sungguh tak sensitif atas realita keragaman suku dan budaya seperti itu," kata Laode.
Laode mengaku tak tahu apa yang ada dalam benak Presiden Jokowi. Padahal selama ini Jokowi dianggap orang yang bisa sensitif atas keragaman budaya bangsa, akan berdiri di antara keragaman itu dan harusnya memperoleh ruang yang sama di pemerintahan.
"Bukan diabaikan seperti sekarang ini," kata Laode.
Menurut Laode, dari 34 pos menteri, hanya empat orang dari kawasan timur, yakni Rahmat Gobel (Gorontalo di mana ia kalah telak), Saleh Husin (NTT, dari Partai Hanura dan muslim, padahal secara budaya provinsi itu bisa dikatakan sebagai basis Katolik), Yohanan Yambise dari Papua, dan Amran Sulaiman (Sulawesi Selatan).
Sementara, tambah Laode, putra Kalimantan belum teridentifikasi. Selebihnya, 30 orang lainnya dari suku Jawa dan Sumatera.
"Ini sungguh luar biasa. Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau kebijakan rekrutmen pengelola negeri sungguh tak sensitif atas realita keragaman suku dan budaya seperti itu," kata Laode.
Laode mengaku tak tahu apa yang ada dalam benak Presiden Jokowi. Padahal selama ini Jokowi dianggap orang yang bisa sensitif atas keragaman budaya bangsa, akan berdiri di antara keragaman itu dan harusnya memperoleh ruang yang sama di pemerintahan.
"Bukan diabaikan seperti sekarang ini," kata Laode.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Habibie Democracy Forum 2024, wadah strategis bahas masa depan demokrasi Indonesia
13 November 2024 15:34 WIB
SMOM Kilang Cilacap ajak Perwira Pertamina tak lelah teladani-warisi nilai pahlawan
10 November 2024 13:55 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017