PLN Yogyakarta Siap Aliri Listrik Industri Relokasi dari Jakarta
Senin, 27 Oktober 2014 18:35 WIB
"Berpindahnya sejumlah industri dari Jakarta ke beberapa daerah, salah satunya Yogyakarta, menjadi salah satu tantangan yang harus kami jawab," ujarnya di Semarang, Senin.
Saat ini, kondisi pembebanan pada Gardu Induk (GI) yang ada di area Yogyakarta mencapai 72,20 persen, sedangkan batasan pembebanan mencapai 95 persen.
"Oleh karena itu kami siap memenuhi kebutuhan industri-industri akan listrik, harapannya semua yang dibutuhkan PLN juga tersedia," jelasnya.
Pihaknya mengakui, ada sejumlah kendala yang dialami oleh PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk pelanggan baik dari rumah tangga maupun industri.
"Salah satu kendala yang kami hadapi adalah keterbatasan anggaran untuk proses mengaliri listrik tersebut. Kalau sudah demikian maka kami menerapkan sistem sharing atau bagi beban, biasanya ini terjadi untuk pelanggan dari rumah tangga," jelasnya.
Misalnya, jika PLN hanya menyediakan 10 tiang listrik untuk pemasangan di satu daerah, padahal seharusnya tiang yang dibutuhkan lebih dari itu maka jumlah kekurangan tiang tersebut sebagian dibebankan kepada calon pelanggan.
"Harapan kami masyarakat bisa menganggap ini sebagai salah satu usaha untuk memajukan lisrik di Indonesia, sehingga ke depan kebutuhan listrik untuk industri maupun rumah tangga bisa terpenuhi," jelasnya.
Saat ini, komposisi dari 935.821 pelanggan di DIY, 92 persennya berasal dari kalangan pelanggan rumah tangga dengan konsumsi listrik mencapai 56 KWH, sedangkan untuk pelanggan dari kalangan industri mencapai 0,06 persen dengan konsumsi listrik mencapai 21,19 KWH.
Saat ini, kondisi pembebanan pada Gardu Induk (GI) yang ada di area Yogyakarta mencapai 72,20 persen, sedangkan batasan pembebanan mencapai 95 persen.
"Oleh karena itu kami siap memenuhi kebutuhan industri-industri akan listrik, harapannya semua yang dibutuhkan PLN juga tersedia," jelasnya.
Pihaknya mengakui, ada sejumlah kendala yang dialami oleh PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk pelanggan baik dari rumah tangga maupun industri.
"Salah satu kendala yang kami hadapi adalah keterbatasan anggaran untuk proses mengaliri listrik tersebut. Kalau sudah demikian maka kami menerapkan sistem sharing atau bagi beban, biasanya ini terjadi untuk pelanggan dari rumah tangga," jelasnya.
Misalnya, jika PLN hanya menyediakan 10 tiang listrik untuk pemasangan di satu daerah, padahal seharusnya tiang yang dibutuhkan lebih dari itu maka jumlah kekurangan tiang tersebut sebagian dibebankan kepada calon pelanggan.
"Harapan kami masyarakat bisa menganggap ini sebagai salah satu usaha untuk memajukan lisrik di Indonesia, sehingga ke depan kebutuhan listrik untuk industri maupun rumah tangga bisa terpenuhi," jelasnya.
Saat ini, komposisi dari 935.821 pelanggan di DIY, 92 persennya berasal dari kalangan pelanggan rumah tangga dengan konsumsi listrik mencapai 56 KWH, sedangkan untuk pelanggan dari kalangan industri mencapai 0,06 persen dengan konsumsi listrik mencapai 21,19 KWH.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPJAMSOSTEK genjot kepesertaan 40 persen dengan optimalisasi ekosistem desa
10 October 2024 14:06 WIB