Kudus Perbanyak Instalasi Biogas di Desa
Rabu, 4 Maret 2015 16:04 WIB
Seorang warga melihat kondisi instalasi biogas dari kotoran ternak sapi dan kerbau yang dikelola kelompok peternak Sendang Subur, Desa Lau, Dawe, Kudus, Jateng, Senin (6/1). Sejumlah warga mengaku selama dua tahun terakhir memanfaatkan biogas dari ko
Menurut Kepala KLH Kabupaten Kudus Mundir di Kudus, Rabu, pada tahun ini pihaknya akan membangun empat instalasi biogas di empat desa.
Empat desa tersebut adalah Desa Kuwuan dan Kandangmas (Kecamatan Dawe), Medini (Kecamatan Undaan), dan Prambatan (Kecamatan Kaliwungu), katanya didampingi Kasi Pengendalian Dampak Lingkungan Nunung P.
Pembangunan unit instalasi biogas tersebut, kata dia, berdasarkan usulan masyarakat karena lahannya harus disiapkan oleh masyarakat.
Biaya pembangunan instalasi biogas, kata dia, setiap unitnya mencapai puluhan juta rupiah karena disesuaikan dengan kapasitasnya.
Selain bertujuan sebagai energi alternatif, kata dia, biogas tersebut juga bertujuan untuk mengurangi pencemaran terhadap lingkungan karena biogas tersebut ada yang memanfaatkan kotoran hewan ternak, manusia serta limbah produksi tahu.
Untuk tahun ini, kata dia, memanfaatkan kotoran hewan ternak sapi.
Dengan adanya penambahan empat unit intalasi biogas baru, maka tercatat di Kabupaten Kudus ada sekitar 28 unit yang tersebar di sejumlah desa di Kabupaten Kudus.
Instalasi biogas tersebut, kata dia, ada pula yang dibangun di kompleks pondok pesantren, namun perawatannya memang lebih rumit karena kotoran manusia yang ditampung tidak boleh tercampur sedikitpun dengan air sabun.
"Jika tercampur, instalasinya tidak bisa hidup," ujarnya.
Untuk memastikan kondisi instalasi biogas yang ada di Kabupaten Kudus, kata dia, dalam waktu dekat akan dilakukan monitoring guna memastikan kondisi instalasinya dalam kondisi bisa berfungsi dengan baik atau tidak.
Apabila memungkinkan, kata dia, instalasi biogas yang mengalami kerusakan tentunya akan diupayakan mendapatkan bantuan perbaikan agar bisa dimanfaatkan kembali.
Keberadaan instalasi biogas tersebut, diyakini bisa menghemat pengeluaran setiap keluarga hingga puluhan ribu per bulan karena tidak perlu membeli elpiji.
Selain itu, pemilik ternak juga tidak perlu pusing membuang kotoran ternaknya karena bisa dimanfaatkan sebagai biogas.
Potensi pengembangan instalasi biogas menggunakan kotoran ternak sapi di Kudus memang masih terbuka, karena populasi ternak sapi di Kabupaten Kudus mencapai 9.813 ekor sapi, sedangkan kotoran yang dihasilkan dari setiap ekor sapi antara 20--25 kg per hari.
Demikian halnya, untukbiogas memanfaatkan limbah industri tahu karena jumlah industri tersebut mencapai puluhan unit.
Empat desa tersebut adalah Desa Kuwuan dan Kandangmas (Kecamatan Dawe), Medini (Kecamatan Undaan), dan Prambatan (Kecamatan Kaliwungu), katanya didampingi Kasi Pengendalian Dampak Lingkungan Nunung P.
Pembangunan unit instalasi biogas tersebut, kata dia, berdasarkan usulan masyarakat karena lahannya harus disiapkan oleh masyarakat.
Biaya pembangunan instalasi biogas, kata dia, setiap unitnya mencapai puluhan juta rupiah karena disesuaikan dengan kapasitasnya.
Selain bertujuan sebagai energi alternatif, kata dia, biogas tersebut juga bertujuan untuk mengurangi pencemaran terhadap lingkungan karena biogas tersebut ada yang memanfaatkan kotoran hewan ternak, manusia serta limbah produksi tahu.
Untuk tahun ini, kata dia, memanfaatkan kotoran hewan ternak sapi.
Dengan adanya penambahan empat unit intalasi biogas baru, maka tercatat di Kabupaten Kudus ada sekitar 28 unit yang tersebar di sejumlah desa di Kabupaten Kudus.
Instalasi biogas tersebut, kata dia, ada pula yang dibangun di kompleks pondok pesantren, namun perawatannya memang lebih rumit karena kotoran manusia yang ditampung tidak boleh tercampur sedikitpun dengan air sabun.
"Jika tercampur, instalasinya tidak bisa hidup," ujarnya.
Untuk memastikan kondisi instalasi biogas yang ada di Kabupaten Kudus, kata dia, dalam waktu dekat akan dilakukan monitoring guna memastikan kondisi instalasinya dalam kondisi bisa berfungsi dengan baik atau tidak.
Apabila memungkinkan, kata dia, instalasi biogas yang mengalami kerusakan tentunya akan diupayakan mendapatkan bantuan perbaikan agar bisa dimanfaatkan kembali.
Keberadaan instalasi biogas tersebut, diyakini bisa menghemat pengeluaran setiap keluarga hingga puluhan ribu per bulan karena tidak perlu membeli elpiji.
Selain itu, pemilik ternak juga tidak perlu pusing membuang kotoran ternaknya karena bisa dimanfaatkan sebagai biogas.
Potensi pengembangan instalasi biogas menggunakan kotoran ternak sapi di Kudus memang masih terbuka, karena populasi ternak sapi di Kabupaten Kudus mencapai 9.813 ekor sapi, sedangkan kotoran yang dihasilkan dari setiap ekor sapi antara 20--25 kg per hari.
Demikian halnya, untukbiogas memanfaatkan limbah industri tahu karena jumlah industri tersebut mencapai puluhan unit.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024