Gedung Putih Murka pada Republik Rintangi Perundingan Iran
Selasa, 10 Maret 2015 10:26 WIB
Gedung Putih. (whitehouse.gov)
47 legislator dari Republik, termasuk para pemimpin Senat dan beberapa kandidat presiden potensial untuk Pilpres 2016, menulis surat terbuka kepada pemimpin Iran yang memperingatkan bahwa setiap kesepakatan dengan Presiden Barack Obama tidak akan berlaku di kemudian hari.
Gedung Putih merespons langkah ini dengan marah seraya menuduh para senator telah melakukan intervensi dan meneruskan strategi partisan untuk merusak kemampuan presiden dalam menyelenggarakan kebijakan luar negri dan memajukan keamanan nasional AS.
"Langkah ini memunculkan pertanyaan besar mengenai niat atau tujuan para penggagasnya," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest yang menuduh para senator itu tengah membangun saluran belakang dengan kelompok garis keras di Tehran.
Dengan semakin dekatnya tenggat waktu Maret ini, para juru runding berusaha keras menyetujui kesepakatan yang akan meredam program nuklir Iran sebagai imbalan pelonggaran sanksi dari Barat.
Kesepakatan itu dianggap sebagai tujuan kebijakan luar negri utama dalam pemerintahan Obama.
Earnest juga menuduh kubu Republik mendukung serangan udara ke fasilitas-fasilitas Iran yang menurut Gedung Putih hanya akan memundurkan secara sementara saja program nuklir Iran.
"Bergegas ke perang, atau paling tidak bergegas memilih opsi militer yang didukung kebanyakan kubu Republik, bukanlah kepentingan terbaik Amerika Serikat," kata Earnest.
Dia mengatakan tindakan para senator itu tidak selaras dengan pendirian para bapak pendiri Amerika tentang peran legislatif, demikian AFP.
Gedung Putih merespons langkah ini dengan marah seraya menuduh para senator telah melakukan intervensi dan meneruskan strategi partisan untuk merusak kemampuan presiden dalam menyelenggarakan kebijakan luar negri dan memajukan keamanan nasional AS.
"Langkah ini memunculkan pertanyaan besar mengenai niat atau tujuan para penggagasnya," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest yang menuduh para senator itu tengah membangun saluran belakang dengan kelompok garis keras di Tehran.
Dengan semakin dekatnya tenggat waktu Maret ini, para juru runding berusaha keras menyetujui kesepakatan yang akan meredam program nuklir Iran sebagai imbalan pelonggaran sanksi dari Barat.
Kesepakatan itu dianggap sebagai tujuan kebijakan luar negri utama dalam pemerintahan Obama.
Earnest juga menuduh kubu Republik mendukung serangan udara ke fasilitas-fasilitas Iran yang menurut Gedung Putih hanya akan memundurkan secara sementara saja program nuklir Iran.
"Bergegas ke perang, atau paling tidak bergegas memilih opsi militer yang didukung kebanyakan kubu Republik, bukanlah kepentingan terbaik Amerika Serikat," kata Earnest.
Dia mengatakan tindakan para senator itu tidak selaras dengan pendirian para bapak pendiri Amerika tentang peran legislatif, demikian AFP.
Pewarta : -
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PLN Icon Plus perkuat keandalan konektivitas pada Raker Presiden dan Retreat Kabinet Merah Putih
31 October 2024 13:00 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017