Dinas Koperasi di sejumlah daerah kerap melaporkan banyak koperasi tinggal papan nama, sedangkan aktivitas bisnisnya mati suri bahkan berhenti. KUD yang seharusnya kependekan dari koperasi unit desa dipelesetkan sebagai ketua untung dulu, menjadi indikasi adanya persepsi miring terhadap koperasi.

Akan tetapi, persepsi kita bakal berbalik 180 derajat ketika menengok sukses yang dibangun oleh Kospin Jasa Pekalonga, Jawa Tengah. Koperasi simpan pinjam yang berdiri pada 1973 telah membuktikan diri mampu melewati masa-masa sulit selama puluhan tahun.

Ini membuktikan konsistensi sekaligus profesionalitas pengelolanya sekaligus loyalitas para anggota dan nasabahnya. Kospin Jasa memang bukan koperasi biasa.

Menyimak para pendirinya, Kospin Jasa kala itu telah menerapkan kerja sama bisnis lintas etnis. Tokoh koperasi nasional H.A. Djunaid pada 3 Desember 1973 memprakarsai berdirinya koperasi dengan mengajak tokoh pribumi, China, dan Arab.

Struktur manajemen yang mewakili ketiga etnis itu sampai sekarang masih dipertahankan.

Mereka memiliki kepentingan sama yakni menyediakan modal bisnis karena saat itu sebagian besar pengusaha setempat tidak memiliki akses modal ke perbankan yang masih langka.

Sejak berdiri hingga sekarang, seperti ditulis di lamannya, Kospin Jasa telah aktif mengikutsertakan semua pihak dan golongan tanpa memandang suku, ras dan agama.

Hal ini semata-mata hanya untuk bersatu padu dalam hidup berdampingan untuk memecahkan masalah di bidang ekonomi secara bersama-sama dalam satu wadah koperasi. Itulah sebabnya Kospin Jasa menerima gelar sebagai koperasi kesatuan bangsa.

Tentu tidak mudah mengelola bisnis dengan latar belakang budaya yang berbeda tersebut. Namun, sekali lagi, Kospin Jasa sudah membuktikan bahwa di balik perbedaan tersebut mereka memiliki tujuan sama, yakni membangun bersama.

Setelah bergelut lebih dari 50 tahun, Kospin Jasa Pekalongan kini memiliki aset Rp4,87 triliun. Ini merupapakan aset terbesar badan usaha berbentuk koperasi. Bukan hanya terbesar di Indonesia, melainkan di Asia Tenggara.

"Kemajuan Kospin Jasa ini merupakan buah kejujuran, kesetiaan anggota dan penggunaan teknologi informasi secara tepat," kata Ketua Umum Kospin Jasa Pekalongan Zaky Arslan Djunaid di Pekalongan, Minggu (29/3).

Kospin Jasa sekarang ini juga memiliki hampir 120 kantor cabang dengan jumlah pegawai sekitar 1.350 orang. Sedangkan jumlah nasabahnya sekitar 200.000 orang. Banyaknya nasabah mengindikasi Kospin Jasa mendapat kepercayaan besar dari nasabah, terutama di Jawa Tengah.

Melihat perjalanan panjang berliku beserta kisah suksesnya, Kospin Jasa tampaknya semakin tahu bagaimana merawat dan membesarkan badan usaha ini.

Oleh karena itu, Kospin Jasa juga punya peluang besar pula untuk menjadi salah satu pemain penting dalam bisnis jasa keuangan di tingkat nasional di masa mendatang ***