Ban Ki-moon: Pelaku Serangan di Kenya Harus Siseret ke Pengadilan
Minggu, 5 April 2015 10:07 WIB
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon (AFP PHOTO/David Rowland)
Di dalam surat yang dikirim kepada presiden Kenya itu pada Jumat (3/4), Sekjen PBB tersebut kembali menyampaikan "belasungkawanya yang tulus" setelah serangan mengerikan terhadap Garissa University College pada Jumat, kata Juru Bicara PBb Stephane Dujarric kepada wartawan di Markas PBB, New York, AS, pada Sabtu (4/4).
Menurut juru bicara PBB tersebut, Ban Ki-moon juga kembali menyampaikan solidaritas PBB untuk rakyat dan Pemerintah Kenya dalam mencegah dan menanggulangi aksi teror serta fanatisme esktrem, demikian laporan Xinhua.
Di dalam suratnya kepada Kenyatta, Ban mengatakan, "Pada saat sangat mengejutkan dan menyedihkan ini, harapan saya bersama keluarga korban dan semua rakyat Kenya."
Pada Jumat, Dewan Keamanan PBB menyatakan semua 15 anggotanya "marah" oleh serangan mematikan terhadap satu universitas di Kenya Timur, dan kembali menyampaikan "tekad mereka untuk memerangi segala bentuk teror" di bawah Piagam PBB.
Gerilyawan Somalia memasuki universitas tersebut pada Kamis (2/4), sebuah serangan teror terburuk sejak pemboman 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di negeri itu.
Ash-Shabaab, kelompok gerilyawan di Somalia dan salah satu kelompok yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, segera mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Kamis tersebut.
Menurut juru bicara PBB tersebut, Ban Ki-moon juga kembali menyampaikan solidaritas PBB untuk rakyat dan Pemerintah Kenya dalam mencegah dan menanggulangi aksi teror serta fanatisme esktrem, demikian laporan Xinhua.
Di dalam suratnya kepada Kenyatta, Ban mengatakan, "Pada saat sangat mengejutkan dan menyedihkan ini, harapan saya bersama keluarga korban dan semua rakyat Kenya."
Pada Jumat, Dewan Keamanan PBB menyatakan semua 15 anggotanya "marah" oleh serangan mematikan terhadap satu universitas di Kenya Timur, dan kembali menyampaikan "tekad mereka untuk memerangi segala bentuk teror" di bawah Piagam PBB.
Gerilyawan Somalia memasuki universitas tersebut pada Kamis (2/4), sebuah serangan teror terburuk sejak pemboman 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di negeri itu.
Ash-Shabaab, kelompok gerilyawan di Somalia dan salah satu kelompok yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, segera mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Kamis tersebut.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017