"Saya minta seluruh prajurit Kostrad untuk tidak terprovokasi akibat kejadian ini. Kita doakan saja rekan yang sakit dapat segera sembuh dan yang meninggal dunia arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," ujar Mulyono di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta, Senin.

Menurut Pangkostrad, ada pihak-pihak yang menginginkan perpecahan bangsa. "Prajurit Kostrad jangan terpancing oknum-oknum yang ingin memecah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Mulyono.

Mulyono yakin para prajuritnya tidak akan melanggar perintah. "Saya bangga karena kalian semua profesional dan taat hukum," kata dia.

Namun dia berjanji akan menindak tegas pasukannya jika bertindak di luar ketentuan.

Mulyono meminta pasukannya mempercayakan penanganan kasus yang menewaskan Pratu Aspin Mallobasang dan melukai Pratu Fatku Rahman ini kepada polisi karena mengandung unsur tindak kriminal murni.

"Yakinlah kasus ini bisa ditangani oleh pihak kepolisian," kata dia.

Penganiayaan terjadi Minggu (12/7) pukul 01.30 WITA di sekitar lapangan Syekh Yusuf di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dua prajurit Kostrad yaitu Pratu Aspin Mallobasang dari Yonif L433/JS dan Pratu Fatku Rahman dari Brigif L-3/K, yang sedang cuti Lebaran gelombang pertama di Gowa, menyaksikan festival bedug di daerah parkir lapangan Syekh Yusuf.

Selagi meminum kopi, mereka berdua didatangi sekitar 20 orang yang salah satunya menanyakan apakah mereka anggota TNI atau polisi.

Korban kemudian menjawab bahwa mereka tentara, dan setelah itu tanpa orang-orang itu menganiaya dan menikam dua anggota Kostrad itu.

"Pratu Fatku Rahman menderita luka tusuk di punggung dan perut, sementara Pratu Aspin mengalami luka tusuk di dada kiri. Kondisi Fatku sudah berangsur sehat, namun Aspin tidak tertolong dan meninggal dunia Minggu (12/7) pukul 07.40 WITA," kata Pangkostrad.