DPR Setujui Rp450 Miliar untuk Penguatan Pangkalan TNI di Natuna
Selasa, 22 September 2015 11:24 WIB
Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)
"Tadi kami menyetujui usulan melakukan realokasi anggaran sekitar Rp450 miliar untuk kebutuhan penguatan pangkalan TNI di Natuna," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Ruang Rapat Komisi I DPR, Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakan Mahfudz usai Rapat Kerja dengan Kementerian Pertahanan, dengan salah satu agenda membahas anggaran kementerian tersebut.
Dia menjelaskan, di Natuna sebenarnya sudah ada sarana dan prasarana namun sudah tidak terdukung perawatan dan pengembangannya.
Dia menilai, dari sisi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), TNI bisa melakukan pergeseran ke wilayah tersebut namun harus didukung sarana dan prasarana yang baik.
"Sarana prasarana untuk pangkalan udara, runway dan juga pelabuhan kapal TNI AL harus masuk sisi yang baik," ujarnya.
Mahfudz menilai saat ini ada eskalasi ketegangan di kawasan Laut China Selatan, dan itu akan dipengaruhi pertarungan ekonomi antara China dan Amerika Serikat.
Menurut dia, Indonesia tidak bisa menutup mata banyak kasus konflik militer didorong oleh konflik kepentingan ekonomi.
"Kami meminta kemhan merespon sekaligus mengantisipasi terjadinya ketegangan nasional kita jika ketegangan di Laut China Selatan ini semakin eskalatif," katanya.
Dia mengatakan dalam Raker itu, Komisi I DPR sudah menanyakan langkah antisipatif kepada Kemhan dan dikatakan institusi itu dan TNI sudah menyiapkan langkah-langkah strategis.
Salah satunya, menurut dia, penguatan pangkalan militer TNI di Pulau Natuna namun selama ini belum bisa diakomodir penuh dukungan anggaran.
"Tapi karena ini satu program yang disesuaikan dengan kondisi mutakhir sehingga belum terakomodir dukungan anggaran," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, Komisi I DPR menyetujui realokasi anggaran tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan RI Ryamizad Ryacudu mengatakan pihaknya menunda pembelian Alat Utama Sistem Senjata di tahun 2016, namun mengalokasikannya untuk perbaikan infrastruktur di Pulau Natuna yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.
"Pembelian pesawat belum menjadi prioritas, bukan tidak jadi namun ditunda, namun yang penting saat ini menghadapi situasi yang memanas di Laut China Selatan," katanya di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Jakarta, Senin (21/9).
Dia mengatakan, negara-negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok saat ini sedang memperebutkan wilayah di LCS.
Menurut dia, Indonesia memiliki hubungan baik dengan kedua negara tersebut, namun ketika kondisi memanas di wilayah tersebut, maka Indonesia tidak boleh hanya diam.
Hal itu dikatakan Mahfudz usai Rapat Kerja dengan Kementerian Pertahanan, dengan salah satu agenda membahas anggaran kementerian tersebut.
Dia menjelaskan, di Natuna sebenarnya sudah ada sarana dan prasarana namun sudah tidak terdukung perawatan dan pengembangannya.
Dia menilai, dari sisi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), TNI bisa melakukan pergeseran ke wilayah tersebut namun harus didukung sarana dan prasarana yang baik.
"Sarana prasarana untuk pangkalan udara, runway dan juga pelabuhan kapal TNI AL harus masuk sisi yang baik," ujarnya.
Mahfudz menilai saat ini ada eskalasi ketegangan di kawasan Laut China Selatan, dan itu akan dipengaruhi pertarungan ekonomi antara China dan Amerika Serikat.
Menurut dia, Indonesia tidak bisa menutup mata banyak kasus konflik militer didorong oleh konflik kepentingan ekonomi.
"Kami meminta kemhan merespon sekaligus mengantisipasi terjadinya ketegangan nasional kita jika ketegangan di Laut China Selatan ini semakin eskalatif," katanya.
Dia mengatakan dalam Raker itu, Komisi I DPR sudah menanyakan langkah antisipatif kepada Kemhan dan dikatakan institusi itu dan TNI sudah menyiapkan langkah-langkah strategis.
Salah satunya, menurut dia, penguatan pangkalan militer TNI di Pulau Natuna namun selama ini belum bisa diakomodir penuh dukungan anggaran.
"Tapi karena ini satu program yang disesuaikan dengan kondisi mutakhir sehingga belum terakomodir dukungan anggaran," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, Komisi I DPR menyetujui realokasi anggaran tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan RI Ryamizad Ryacudu mengatakan pihaknya menunda pembelian Alat Utama Sistem Senjata di tahun 2016, namun mengalokasikannya untuk perbaikan infrastruktur di Pulau Natuna yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.
"Pembelian pesawat belum menjadi prioritas, bukan tidak jadi namun ditunda, namun yang penting saat ini menghadapi situasi yang memanas di Laut China Selatan," katanya di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Jakarta, Senin (21/9).
Dia mengatakan, negara-negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok saat ini sedang memperebutkan wilayah di LCS.
Menurut dia, Indonesia memiliki hubungan baik dengan kedua negara tersebut, namun ketika kondisi memanas di wilayah tersebut, maka Indonesia tidak boleh hanya diam.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Demi warga terdampak, DPRD Kota Surakarta setujui penggunaan BTT Rp14 miliar
13 September 2022 11:13 WIB, 2022
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017