"Ini menunjukkan potensi pertanian di Kota Semarang ternyata luar biasa dan harus dikembangkan lagi," katanya, usai menghadiri "Mimbar Sarasehan Petani 2015" di Semarang, Selasa.

Mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Bapermades) Jawa Tengah itu mengakui dirinya sempat kaget mengetahui begitu banyaknya gapoktan yang ada di Kota Semarang.

Padahal, kata dia, luasan lahan pertanian yang dimiliki Kota Semarang hanya 37 persen dari total luas wilayah sehingga membuktikan potensi besar yang ke depan harus terus dioptimalkan.

"Kami melihat potensi pertanian di Semarang sangat besar, di antaranya dari agrobisnis. Makanya, melalui sarasehan semacam ini, kami ingin mendapatkan masukan dari petani," katanya.

Menurut dia, para petani bisa menyampaikan kendala-kendala yang dihadapinya dalam mengembangkan pertanian kepada Pemerintah Kota Semarang untuk dicarikan solusi yang terbaik.

"Yang jelas, kami selaku pemerintah bersama DPRD Kota Semarang yang terpenting bagaimana bisa menyinergikan program, terutama yang masih menghadapi kendala agar terselesaikan," katanya.

Forum-forum sarasehan semacam itu, kata Tavip, ke depan akan terus digiatkan dengan melibatkan berbagai kelompok lain, seperti pariwisata dan nelayan agar bersama-sama bisa dikembangkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang WP Rusdiana mengatakan sekarang ini ada 2,85 persen atau 45.474 orang penduduk di Kota Semarang yang bermata pencaharian di sektor pertanian.

Semarang, kata dia, memiliki setidaknya 334 kelompok tani yang tergabung dalam 48 gabungan kelompok tani (gapoktan) dan tujuh asosiasi berdasarkan komoditas pertanian yang dikembangkan.

"Baik itu petani mandiri sebanyak 26.940 orang, maupun sebagai buruh tani sebanyak 18.534 orang. Meski kontribusi sektor pertanian selama ini kecil, namun potensinya sebenarnya kuat," katanya.

Ia menyebutkan daerah-daerah, seperti Kecamatan Gunungpati, Mijen, Ngaliyan, Tembalang, Banyumanik, dan Tugu yang memiliki potensi cukup besar untuk pengembangan di sektor pertanian.

"Sedangkan di wilayah perkotaan, sektor pertanian sebenarnya tetap bisa dilaksanakan dan dikembangkan, namun yang tidak membutuhkan lahan tidak terlalu luas, seperti tanaman hias," katanya.

Pada kegiatan yang berlangsung di Balai Benih Pertanian, Mijen, yang dihadiri 250 petani itu, dilakukan pula penyerahan bantuan hibah berupa peralatan pertanian dan pengairan pada kelompok tani.