Basrif Arief Nyatakan Terbuka Kemungkinan Terbitkan SKPP untuk BW
Senin, 5 Oktober 2015 16:04 WIB
Wakil Ketua KPK non aktif Bambang Widjojanto (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
"Secara praktisi yang saya pikirkan, kasus Bambang Widjojanto kan terkait pasal 242. Kalau pengalaman saya dulu di pidana, harus ada hakim mengatakan itu adalah keterangan palsu, pada saat itulah dilakukan gugatan," kata Basrief di gedung KPK Jakarta, Senin.
Basrief datang memberikan masukan untuk rencana strategis (Renstra) KPK 2015-2019.
Kemarin (4/10), 44 agamawan menyurati Presiden Joko Widodo untuk menghentikan proses hukum kepada pimpinan KPK non aktif Bambang Widjojanto dan Abraham Samad serta penyidik KPK Novel Baswedan berdasarkan prinsip dan mekanisme hukum yang berlaku.
"Tapi sekarang saya tidak baca BAP-nya, saya tidak tahu jadi mudah-mudahan nanti, kita lihat sajalah nanti bagaimana nanti Kejaksaan Agung menyelesaikan," tambah Basrief.
Basrief menyebut dasar penerbitan SKPP adalah pasal 139 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
"Saya kira masih bisa kalau melihat pasal 139 KUHAP, dibuka SKPP kerja sama, mungkin itu bisa lebih, bisa dilihat di sana, bisa dilihat di pasal 139," jelas Basrief.
Pasal 139 KUHAP berbunyi "Setelah penuntut umum menerima atau menerima kembali hasil penyidikan yang lengkap dari penyidik, ia segera menentukan apakah berkas perkara itu sudah memenuhi persyaratan untuk dapat atau tidak dilimpahkan ke pengadilan"
"(Artinya) itu kewenangan penutut umum," ungkap Basrief.
64 akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia mendesak Presiden Joko Widodo memerintahkan Jaksa Agung mengeluarkan SKPP atau tindakan hukum atas nama keadilan dan kepastian hukum dalam kasus itu.
"Masukan yang baik, nanti saya pertimbangkan," kata Presiden Jokowi di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu pekan lalu.
Saat ini jaksa masih meneliti berkas tahap dua milik Bambang Widjojanto yang telah dilimpahkan Bareskrim Polri.
Bambang diruduh menyuruh menempatkan keterangan palsu ke dalam akta otentik saat Bambang menjadi pengacara dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah di Mahkamah Konstitusi 2010.
Basrief datang memberikan masukan untuk rencana strategis (Renstra) KPK 2015-2019.
Kemarin (4/10), 44 agamawan menyurati Presiden Joko Widodo untuk menghentikan proses hukum kepada pimpinan KPK non aktif Bambang Widjojanto dan Abraham Samad serta penyidik KPK Novel Baswedan berdasarkan prinsip dan mekanisme hukum yang berlaku.
"Tapi sekarang saya tidak baca BAP-nya, saya tidak tahu jadi mudah-mudahan nanti, kita lihat sajalah nanti bagaimana nanti Kejaksaan Agung menyelesaikan," tambah Basrief.
Basrief menyebut dasar penerbitan SKPP adalah pasal 139 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
"Saya kira masih bisa kalau melihat pasal 139 KUHAP, dibuka SKPP kerja sama, mungkin itu bisa lebih, bisa dilihat di sana, bisa dilihat di pasal 139," jelas Basrief.
Pasal 139 KUHAP berbunyi "Setelah penuntut umum menerima atau menerima kembali hasil penyidikan yang lengkap dari penyidik, ia segera menentukan apakah berkas perkara itu sudah memenuhi persyaratan untuk dapat atau tidak dilimpahkan ke pengadilan"
"(Artinya) itu kewenangan penutut umum," ungkap Basrief.
64 akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia mendesak Presiden Joko Widodo memerintahkan Jaksa Agung mengeluarkan SKPP atau tindakan hukum atas nama keadilan dan kepastian hukum dalam kasus itu.
"Masukan yang baik, nanti saya pertimbangkan," kata Presiden Jokowi di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu pekan lalu.
Saat ini jaksa masih meneliti berkas tahap dua milik Bambang Widjojanto yang telah dilimpahkan Bareskrim Polri.
Bambang diruduh menyuruh menempatkan keterangan palsu ke dalam akta otentik saat Bambang menjadi pengacara dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah di Mahkamah Konstitusi 2010.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Arief Hidayat: Kepemimpinan MK yang baru diharapkan kembalikan kepercayaan publik
10 November 2023 18:40 WIB, 2023
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017