Hollande: Prancis Akan Tingkatkan Pengeboman Terhadap ISIS
Selasa, 17 November 2015 7:38 WIB
Presiden Perancis Francois Hollande (kiri) menyambut Nicolas Sarkozy, mantan presiden dan ketua partai politik Les Republicans saat ini, sebelum pertemuan di Istana Elysee di Paris, Perancis, Minggu (15/11). Presiden Hollande bertemu sejumlah pemimpi
Hollande mengatakan, dalam sidang luar biasa parlemen, bahwa ia akan melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari-hari mendatang. Ia juga telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk bersidang guna membicarakan upaya memerangi para pejihad IS.
Hollande mengatakan serangan-serangan, yang dialami ibu kota negara Prancis dan hingga menewaskan 129 orang, itu merupakan "aksi perang.
Rangkaian serangan maut pada Jumat malam tersebut terjadi di berbagai tempat, yaitu bar, restoran, gedung konser dan stadion nasional.
"Serangan dirancang di Suriah, dipersiapkan dan diatur di Belgia dan dilancarkan di wilayah kita," ujarnya.
Sebagai reaksi, Prancis akan "meningkatkan" operasinya di Suriah, kata Hollande, satu hari setelah jet-jet Prancis menggempur target-target ISIS di benteng kelompok tersebut di Suriah, Raqqa. Serangan itu merupakan tindakan militer pertama yang diambil Prancis setelah terjadinya pembantaian massal di Paris.
"Kita akan terus melakukan serangan pada pekan-pekan mendatang," kata Hollande di depan para anggota parlemen.
Dalam memerangi para pegaris keras, Hollande mengatakan ia ingin ada peningkatan bantuan dari dunia internasional.
"Dalam beberapa hari mendatang, saya akan bertemu dengan Presiden AS Obama dan Presiden Putin," ungkapnya.
Ada pun menyangkut langkah-langkah yang akan diterapkan di dalam Prancis sendiri, kata Hollande, ia akan meminta parlemen agar mempertimbangkan perpanjangan masa keadaan darurat selama tiga bulan, demikian AFP.
Hollande mengatakan serangan-serangan, yang dialami ibu kota negara Prancis dan hingga menewaskan 129 orang, itu merupakan "aksi perang.
Rangkaian serangan maut pada Jumat malam tersebut terjadi di berbagai tempat, yaitu bar, restoran, gedung konser dan stadion nasional.
"Serangan dirancang di Suriah, dipersiapkan dan diatur di Belgia dan dilancarkan di wilayah kita," ujarnya.
Sebagai reaksi, Prancis akan "meningkatkan" operasinya di Suriah, kata Hollande, satu hari setelah jet-jet Prancis menggempur target-target ISIS di benteng kelompok tersebut di Suriah, Raqqa. Serangan itu merupakan tindakan militer pertama yang diambil Prancis setelah terjadinya pembantaian massal di Paris.
"Kita akan terus melakukan serangan pada pekan-pekan mendatang," kata Hollande di depan para anggota parlemen.
Dalam memerangi para pegaris keras, Hollande mengatakan ia ingin ada peningkatan bantuan dari dunia internasional.
"Dalam beberapa hari mendatang, saya akan bertemu dengan Presiden AS Obama dan Presiden Putin," ungkapnya.
Ada pun menyangkut langkah-langkah yang akan diterapkan di dalam Prancis sendiri, kata Hollande, ia akan meminta parlemen agar mempertimbangkan perpanjangan masa keadaan darurat selama tiga bulan, demikian AFP.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017