Kepala Bidang Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Kabupaten Temanggung Muhammad Hadi di Temanggung, Minggu mengatakan ikan uceng yang memiliki nilai ekonomi tinggi tersebut selama ini hidup liar di perairan umum.

Ia mengatakan guna lebih meningkatkan produksi ikan uceng, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Air Tawar Bogor melakukan penelitian terhadap uceng.

"Penelitian ini dimaksudkan uceng yang selama ini hidup di sungai nantinya bisa dibudidayakan masyarakat sehingga produksinya meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan para pengolah ikan uceng," katanya.

Selain untuk dibudidayakan, katanya hasil penelitian nanti diharapkan dapat melakukan pemijahan yang selanjutnya benih ikan ditebar di sungai atau perairan umum.

Ia mengatakan ikan uceng goreng yang dijual di sejumlah warung di Temanggung harganya mencapai Rp230 ribu hingga Rp250 ribu per kilogram.

"Kalau nanti uceng bisa dibudidayakan maka kebutuhan ikan tersebut lebih mudah terpenuhi, tidak hanya mengandalkan penangkapan ikan di sungai yang berdasarkan musim," katanya.

Ia menuturkan pada musim hujan hasil tangkapan ikan di sungai memang relatif banyak, namun pada musim kemarau biasanya hasil tangkapan menurun drastis.

Ia mengatakan penelitian dimulai dengan menangkap ikan uceng dari sungai kemudian dipelihara dalam sejumlah akuarium sebagai media penelitian.

Penelitian tersebut menggunakan 24 akuarium, dengan masing-masing akuarium ditebar 30 ekor uceng pada 29 Oktober 2015.