Cerita Ketua MPR Soal Kunjungannya ke Keluarga dr Rica
Senin, 18 Januari 2016 13:50 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan saat berbicara pada sidang terbuka Senat Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi, Sabtu (9/1/16).(MPR RI)
Di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, ia menceritakan bahwa dr. Rica berasal dari keluarga yang harmonis, taat beragama dan berpendidikan.
"Kasusnya dr Rica jangan dianggap enteng. Saya ketemu suaminya. Jadi bayangkan dr Rika itu dokter, suaminya sedang mengambil spesialisasi, ekonominya mapan," kata Zulkifli, yang mengunjungi rumah keluarga dr. Rica di Yogyakarta pada 14 Januari.
"Pendidikannya cukup, keluarganya harmonis, taat beragama, bahagia. Dia punya putra usianya sudah tiga bulan. Keluarganya juga akur, memiliki intelektual yang kuat. Kok bisa terkena pengaruh (Gafatar)?" kata dia.
Ia yakin ada sesuatu yang luar biasa yang membuat orang-orang seperti dr Rica mau terlibat dalam organisasi tersebut.
"Dapat janji surga, sehingga meninggalkan kewajiban. Itu mesti ada sesuatu yang luar biasa. Jangan anggap enteng gerakan Gafatar," katanya.
"Jadi ada semacam keyakinan yang menyesatkan," tambah dia.
Zulkifli mengatakan organisasi itu sudah mulai meresahkan masyarakat dan menyatakan aparat hukum harus menindaknya.
"Kalau sudah meresahkan, merugikan orang lain, itu harus ditindak. Tidak hanya MUI yang memberikan fatwa, aparat hukum harus memberi tindakan. Siapa yang ada di belakang itu harus ditindak," katanya.
"Kasusnya dr Rica jangan dianggap enteng. Saya ketemu suaminya. Jadi bayangkan dr Rika itu dokter, suaminya sedang mengambil spesialisasi, ekonominya mapan," kata Zulkifli, yang mengunjungi rumah keluarga dr. Rica di Yogyakarta pada 14 Januari.
"Pendidikannya cukup, keluarganya harmonis, taat beragama, bahagia. Dia punya putra usianya sudah tiga bulan. Keluarganya juga akur, memiliki intelektual yang kuat. Kok bisa terkena pengaruh (Gafatar)?" kata dia.
Ia yakin ada sesuatu yang luar biasa yang membuat orang-orang seperti dr Rica mau terlibat dalam organisasi tersebut.
"Dapat janji surga, sehingga meninggalkan kewajiban. Itu mesti ada sesuatu yang luar biasa. Jangan anggap enteng gerakan Gafatar," katanya.
"Jadi ada semacam keyakinan yang menyesatkan," tambah dia.
Zulkifli mengatakan organisasi itu sudah mulai meresahkan masyarakat dan menyatakan aparat hukum harus menindaknya.
"Kalau sudah meresahkan, merugikan orang lain, itu harus ditindak. Tidak hanya MUI yang memberikan fatwa, aparat hukum harus memberi tindakan. Siapa yang ada di belakang itu harus ditindak," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017