Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Boyolali, Suyitno, di Boyolali, Rabu, mengatakan bahwa pembangunan Pasar Sambi tersebut sesuai perencanaan menghabiskan anggaran sebesar Rp6 miliar melalui dana Tugas Perbantuan (TP) dari Pemerintah Pusat.

Namun, dana untuk pembangunan pasar darurat tempat menampung sementara para pedagang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali tahun ini, sebesar Rp2 miliar.

"Kami saat ini, sedang mencari tempat strategis untuk dijadikan lokasi pasar darurat. Lokasi pasar darurat yang terpenting tidak jauh dari pasar lama," katanya.

Menurut dia, pembangunan pasar Sambi saat ini, sedang dalam proses pengajuan lelang ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Boyolali. Jika pelaksanaan lelang selesai langsung dikerjakan sesuai jadwal yang direncanakan.

Suyitno mengatakan pembangunan Pasar Sambi akan dibuat satu lantai. Hal itu, dimaksudkan agar kondisi pasar tetap ramai dan banyak pengunjungnya.

Menurut dia, konsep pembangunan pasar tradisional dengan bertingkat atau lebih dari satu lantai seperti Pasar Pengging, Pasar Sunggingan dan Pasar Boyolali berdampak sepi pengunjung terutama di lantai dua dan seterusnya.

"Kami berdasarkan pengalaman itu, maka pembangunan pasar tradisional di Boyolali ke depan akan dibuat satu lantai saja," katanya.
Selain Pasar Sambi, kata dia, Pemkab pada tahun ini juga berencana membangun pasar tradisional Mongkong di Kecamatan Wonosegoro, dan Pasar Selo di lereng Gunung Merapi.

Menyinggung soal pembangunan Pasar Klego yang belum diselesaikan, Suyitno menjelaskan bahwa 2016 ini, pelaksanaan memasuki tahap ketiga dengan anggaran sebesar Rp2 miliar.

Pembangunan tahap ketiga Pasar Klego tersebut, kata dia, digunakan untuk membuat 28 kios dan satu kantor pada triwulan ketiga atau September mendatang diharapkan sudah selesai dan dapat dipergunakan oleh pedagang.

Pembangunan Pasar Klego Boyolali dilakukan tiga tahap, yakni pertama menggunakan APBD murni sebesar Rp1,6 miliar lebih untuk membangun los pasar. Pada tahap dua dari APBD Perubahan sebesar Rp400 juta untuk membangun tempat pedagang oprokan, tambatan ternak kambing, MCK, dan tempat penampungan sampah sementara (TPS).