Banyak Eks-Gafatar yang Pulang Ternyata Pernah Cabut KTP
Sabtu, 23 Januari 2016 11:17 WIB
Sejumlah warga eks-Gafatar tiba di terminal keberangkatan di Bandara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Jumat (22/1). Pemerintah memulangkan 2.391 warga eks-Gafatar ke daerah asal yaitu Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Jessica Hel
"Mereka banyak yang sudah melepas status kependudukannya, sehingga secara administrasi kapendudukan, mereka bukan lagi warga Kabupaten Malang. Oleh karena itu, perlu ada pembahasan khusus ketika mereka akan dipulangkan kembali ke Kabupaten Malang," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Malang Choirul Fathoni di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Dia mengemukakan akan diketahui identitas warga Kabupaten Malang yang bergabung dengan Gafatar, berdasarkan nama dan alamat sebab banyak dari mereka yang tidak ber-KTP Kabupaten Malang.
"Nanti pasti ada identitas mereka berdasarkan nama dan alamat. Rencananya, Senin (25/1) akan digelar rapat koordinasi Forum Pimpinan Daerah dan dalam rapat tersebut akan dibahas penanganan terbaik bagi mereka," ujarnya.
Menyinggung nasib para pengungsi mantan anggota Gafatar asal Kabupaten Malang tersebut, Choirul Fatoni mengaku hingga kini belum ada kepastian karena belum menerima daftar nama secara pasti.
Ia mengemukakan pihaknya tetap memfasilitasi agar mereka bisa diterima oleh masyarakat. "Kami memang harus memikirkan bagaimana upaya kami agar mantan anggota Gafatar ini bisa kembali ke lingkungan masyarakat dan diterima dengan baik," ucapnya.
Sementara itu Kapolres Malang AKBP Yudo Nugroho mengatakan pihaknya siap melakukan pengamanan, sebab permasalahan yang mungkin timbul adalah sikap warga sekitar. Jangan sampai terjadi penolakan yang berujung pada aksi kekerasan.
"Kalau rumahnya telanjur dijual, mereka akan tinggal dimana, lalau apakah warga sekitar bisa menerima mereka kembali atau tidak. Itu yang harus dipikirkan matang-matang," ujar Yudo.
Berdasarkan pendataan dari Pemprov Jatim, sebanyak 15 orang mantan anggota Gafatar diketahui berasal dari Kabupaten Malang. Mereka berasal dari Kecamatan Kromengan dan Pagelaran, masing-masing 9 dari Kromengan dan enam lainnya dari Pagelaran.
Dia mengemukakan akan diketahui identitas warga Kabupaten Malang yang bergabung dengan Gafatar, berdasarkan nama dan alamat sebab banyak dari mereka yang tidak ber-KTP Kabupaten Malang.
"Nanti pasti ada identitas mereka berdasarkan nama dan alamat. Rencananya, Senin (25/1) akan digelar rapat koordinasi Forum Pimpinan Daerah dan dalam rapat tersebut akan dibahas penanganan terbaik bagi mereka," ujarnya.
Menyinggung nasib para pengungsi mantan anggota Gafatar asal Kabupaten Malang tersebut, Choirul Fatoni mengaku hingga kini belum ada kepastian karena belum menerima daftar nama secara pasti.
Ia mengemukakan pihaknya tetap memfasilitasi agar mereka bisa diterima oleh masyarakat. "Kami memang harus memikirkan bagaimana upaya kami agar mantan anggota Gafatar ini bisa kembali ke lingkungan masyarakat dan diterima dengan baik," ucapnya.
Sementara itu Kapolres Malang AKBP Yudo Nugroho mengatakan pihaknya siap melakukan pengamanan, sebab permasalahan yang mungkin timbul adalah sikap warga sekitar. Jangan sampai terjadi penolakan yang berujung pada aksi kekerasan.
"Kalau rumahnya telanjur dijual, mereka akan tinggal dimana, lalau apakah warga sekitar bisa menerima mereka kembali atau tidak. Itu yang harus dipikirkan matang-matang," ujar Yudo.
Berdasarkan pendataan dari Pemprov Jatim, sebanyak 15 orang mantan anggota Gafatar diketahui berasal dari Kabupaten Malang. Mereka berasal dari Kecamatan Kromengan dan Pagelaran, masing-masing 9 dari Kromengan dan enam lainnya dari Pagelaran.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017