Logo Header Antaranews Jateng

Puluhan Eks-Gafatar Belum Ada Kejelasan Identitas

Jumat, 19 Februari 2016 23:15 WIB
Image Print
Ilustrasi (ANTARA Foto/Jessica Helena Wuysang)
"Ada sebanyak 20 jiwa eks pengikut Gafatar di asrama haji Boyolali, belum jelas asal usul daerahnya," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Provinsi Jateng, Rudy Apriyanto, di Boyolali, Jumat.

Menurut Rudy Apriyanto bahwa pemerintah daerah yang tidak mau menerima warga eks-anggota Gafatar tersebut, maka Pemprov Jateng sudah siap akan menampungnya.

"Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebelumnya juga sudah menyatakan siap menampung eks Gafatar di asrama haji yang tidak memiliki identitas kependudukan," katanya.

Menurut dia, dari tersisa 352 jiwa yang masih ditampung di asrama Donohudan, 20 orang di antaranya, tidak memiliki identitas kependudukan.

Namun, Pemprov Jateng intinya siap menerima warga eks Gafatar yang tanpa memiliki kartu tanda penduduk (KTP) itu.

Menurut dia, sebanyak 16 dari 20 orang tersebut awalnya mengaku dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sedangkan empat lainnya asal Jawa Barat (Jabar).

Namun, pihaknya saat melakukan pendataan ulang dari pemerintah daerah terkait, mereka ternyata tidak terdata di dua daerah itu.

Oleh karena itu, sebanyak 20 orang tersebut hingga sekarang masih ditampung di asrama Donohudan untuk proses selanjutnya dimasukan sebagai bencana sosial.

"Kami akan memasukan mereka dalam Program Penanggulangan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Jateng," katanya.

Menurut dia, sejumlah kategori PMKS tersebut antara lain masalah anak terlantar, lanjut usia terlantar, tuna susila, keluarga berumah tidak layak huni, tuna susila, dan penyandang disabilitas.

20 eks Gafatar tanpa identitas dari hasil klarifikasi tersebut, kata dia, akan ditampung di 52 balai dan unit milik Dinsos Pemprov Jateng.
"Kami memiliki tiga balai yakni pelayanan sosial, persinggahan, dan rehabilitasi," katanya.

Pihaknya hingga sekarang masih menampung 352 orang eks Gafatar, dan mereka mayoritas warga dari Sumatera Utara (Sumut) yakni sebanyak 302 orang.

Pewarta :
Editor: Zuhdiar Laeis
COPYRIGHT © ANTARA 2025