"Di tengah kondisi ekonomi dunia yang sulit, Surakarta berani mengambil risiko untuk mencoba menggarap pasar lokal dan ternyata berhasil," katanya di Semarang, Senin.

Ganjar mengungkapkan Solo Great Sale 2016 sebenarnya kegiatan yang "simple" dengan konsep yang melibatkan masyarakat tapi berdampak besar bagi perekonomian dalam negeri.

Ia menilai bahwa keberhasilan Solo Great Sale 2016 dapat dilihat dari antusiasme puluhan ribu orang yang menghadiri acara pembukaan pada Minggu (31/1)
"Keberhasilan Solo Great Sale karena masalah seni saja yaitu seni untuk melibatkan dan mengajak banyak orang, sehingga mereka merasa saya ada, saya bisa hadir, saya terlibat, serta saya penting dan ini menarik," ujarnya.

Menurut Ganjar, Solo Great Sale 2016 adalah risiko yang berani diambil jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang mendapat dukungan dari Kamar Dagang dan Industri.

"Solo berani karena membalik paradigma bahwa di tengah 'low season' perlu ada slot untuk mengisi kekosongan yang dapat memperkuat ekonomi dalam negeri," katanya.

Ganjar mengharapkan dan mendorong daerah lain di Jateng untuk menyelenggarakan kegiatan serupa sebagai bentuk dukungan terhadap keberadaan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.