Teror Paris Tak Terjadi Jika Teroris Tak Enkripsi Komunikasinya
Kamis, 18 Februari 2016 8:36 WIB
Seorang bocah perempuan meletakkan lilin sebagai penghormatan kepada korban serangan di Paris di depan Kedutaan Paris di Warsawa, Polandia, Minggu (15/11/2015). (REUTERS/Kacper Pempel)
Michael Rogers membenarkan spekulasi mengenai pengunaan enkripsi atau sandi pada pembantaian November tahunan silam di jalan-jalan kota Paris oleh para pendukung ISIS yang menewaskan 130 orang itu.
Rogers berkata kepada Yahoo bahwa "beberapa komunikasi" yang digunakan para penyerang Paris "telah dienkripsi (disandikan)" untuk menghindari dinas intelijen mencium jejak teror mereka.
Akibatnya, kata Rogers, "kita tidak mendapatkan informasi menjelang waktu teror. Sungguh, andai saja kita tahu itu, serangan Paris tidak akan terjadi."
Rogers yang menyampaikan komentar ini pekan lalu, bersama-sama dengan para penegak hukum AS telah memperingatkan bahaya perangkat terenkripsi baru yang membuatnya sulit atau mustahil dijejak, bahkan dengan surat perintah sekalipun.
Laporan ini muncul setelah Apple menentang perintah pengadilan AS untuk menyedikan bantuan bagi FBI guna membobol sebuah iPhone yang digunakan dalam penembakan massal di San Bernardino, California, sehingga membuka front baru dalam debat mengenai enkripsi.
Rogers mengaku mendukung penggunaan enkripsi untuk keamanan online namun mengkhawatirkan penggunaan perangkat yang tidak bisa dienkripsi, sekalipun dengan otoritas hukum.
"Apakah kami kesulitan mendapatkan jenis pengetahuan yang saya butuhkan untuk melawan sasaran-sasaran ini? Ya," kata Rogers kepada Yahoo.
"Apakah hal itu sebagian berkaitan langsung dengan perubahan pola komunikasi yang mereka (teroris) buat? Ya. Apakah enkripsi membuat kami lebih sulit dalam menjalankan misi kami? Ya."
Enkripsi adalah proses mengamankan informasi dengan membuat informasi itu tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus.
Rogers berkata kepada Yahoo bahwa "beberapa komunikasi" yang digunakan para penyerang Paris "telah dienkripsi (disandikan)" untuk menghindari dinas intelijen mencium jejak teror mereka.
Akibatnya, kata Rogers, "kita tidak mendapatkan informasi menjelang waktu teror. Sungguh, andai saja kita tahu itu, serangan Paris tidak akan terjadi."
Rogers yang menyampaikan komentar ini pekan lalu, bersama-sama dengan para penegak hukum AS telah memperingatkan bahaya perangkat terenkripsi baru yang membuatnya sulit atau mustahil dijejak, bahkan dengan surat perintah sekalipun.
Laporan ini muncul setelah Apple menentang perintah pengadilan AS untuk menyedikan bantuan bagi FBI guna membobol sebuah iPhone yang digunakan dalam penembakan massal di San Bernardino, California, sehingga membuka front baru dalam debat mengenai enkripsi.
Rogers mengaku mendukung penggunaan enkripsi untuk keamanan online namun mengkhawatirkan penggunaan perangkat yang tidak bisa dienkripsi, sekalipun dengan otoritas hukum.
"Apakah kami kesulitan mendapatkan jenis pengetahuan yang saya butuhkan untuk melawan sasaran-sasaran ini? Ya," kata Rogers kepada Yahoo.
"Apakah hal itu sebagian berkaitan langsung dengan perubahan pola komunikasi yang mereka (teroris) buat? Ya. Apakah enkripsi membuat kami lebih sulit dalam menjalankan misi kami? Ya."
Enkripsi adalah proses mengamankan informasi dengan membuat informasi itu tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Tuduhan mangkir, Kemenag: Gus Men hadiri pertemuan internasional untuk perdamaian
23 September 2024 18:37 WIB
Pemerintah samakan bonus atlet peraih medali Paralimpiade Paris 2024 dengan Olimpiade
15 August 2024 21:40 WIB
Veddriq Leonardo, "Spiderman" asal Pontianak penyumbang emas Olimpiade untuk Indonesia
08 August 2024 20:47 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017