Pembom Bunuh Diri, 52 Orang Tewaskan di Taman Pakistan
Senin, 28 Maret 2016 6:34 WIB
Ilustrasi. Seorang petugas penyelamat mengumpulkan barang bukti dari lokasi serangan bom bunuh diri dekat dengan pusat pemberantasan polio di Quetta, Pakistan, Rabu (13/1/16). (REUTERS/Stringer)
Kejadian itu memukul Punjab, jantung markas politik Perdana Menteri Nawaz Sharif, lapor Reuters.
Pengeboman terjadi di tempat parkir Taman Gulshan-e-Iqbal, beberapa meter dari tempat ayunan anak-anak.
Sekitar 150 orang mengalami luka-luka karena ledakan, kata para pejabat.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom tersebut.
Pakistan, negara yang memiliki senjata nuklir serta penduduk sekitar 190 juta jiwa, menghadapi pemberontakan oleh Taliban. Punjab merupakan provinsi terkaya dan terbesar di Pakistan.
Para saksi mata mengatakan bahwa mereka melihat bagian-bagian tubuh memenuhi tempat parkir ketika debu-debu berjatuhan setelah ledakan terjadi.
Taman itu pada Minggu petang berada dalam keadaan sangat penuh karena liburan Paskah.
Salman Rafique, yang merupakan penasihat kesehatan pemerintah provinsi Punjab, menyebut jumlah korban tewas sedikitnya 52 orang.
"Sebagian besar korban meninggal dan luka-luka adalah perempuan dan anak-anak," kata Mustansar Feroz, superintenden kepolisian di wilayah tempat taman itu berada.
Tayangan-tayangan video di media massa memperlihatkan anak-anak dan perempuan sedang menangis dan menjerit-jerit sementara para petugas penyelamat, kepolisian serta orang-orang yang sedang berada di tempat itu terlihat sedang mengangkut orang-orang yang terluka ke ambulans dan mobil-mobil pribadi.
Pada 2014, Pakistan meluncurkan serangan terhadap Taliban dan para petempur jihadis jaringannya di Waziristan Utara.
Serangan itu dilancarkan sebagai upaya untuk menghilangkan tempat berlindung bagi para gerilyawan dari serangan-serangan, baik di Pakistan maupun Afghanistan.
Punjab biasanya lebih tenang dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Pakistan.
Tahun lalu, sebuah bom menewaskan seorang menteri provinsi Pakistan dan setidaknya delapan lainnya dengan menghancuran kediaman sang menteri di Punjab.
Pengeboman terjadi di tempat parkir Taman Gulshan-e-Iqbal, beberapa meter dari tempat ayunan anak-anak.
Sekitar 150 orang mengalami luka-luka karena ledakan, kata para pejabat.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom tersebut.
Pakistan, negara yang memiliki senjata nuklir serta penduduk sekitar 190 juta jiwa, menghadapi pemberontakan oleh Taliban. Punjab merupakan provinsi terkaya dan terbesar di Pakistan.
Para saksi mata mengatakan bahwa mereka melihat bagian-bagian tubuh memenuhi tempat parkir ketika debu-debu berjatuhan setelah ledakan terjadi.
Taman itu pada Minggu petang berada dalam keadaan sangat penuh karena liburan Paskah.
Salman Rafique, yang merupakan penasihat kesehatan pemerintah provinsi Punjab, menyebut jumlah korban tewas sedikitnya 52 orang.
"Sebagian besar korban meninggal dan luka-luka adalah perempuan dan anak-anak," kata Mustansar Feroz, superintenden kepolisian di wilayah tempat taman itu berada.
Tayangan-tayangan video di media massa memperlihatkan anak-anak dan perempuan sedang menangis dan menjerit-jerit sementara para petugas penyelamat, kepolisian serta orang-orang yang sedang berada di tempat itu terlihat sedang mengangkut orang-orang yang terluka ke ambulans dan mobil-mobil pribadi.
Pada 2014, Pakistan meluncurkan serangan terhadap Taliban dan para petempur jihadis jaringannya di Waziristan Utara.
Serangan itu dilancarkan sebagai upaya untuk menghilangkan tempat berlindung bagi para gerilyawan dari serangan-serangan, baik di Pakistan maupun Afghanistan.
Punjab biasanya lebih tenang dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Pakistan.
Tahun lalu, sebuah bom menewaskan seorang menteri provinsi Pakistan dan setidaknya delapan lainnya dengan menghancuran kediaman sang menteri di Punjab.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Soal mahasiswi PPDS Undip, Dokter forensik: penetapan bunuh diri harus dari penyidik
26 August 2024 19:50 WIB
Polisi dalami dugaan perundungan pada kasus bunuh diri mahasiswi kedokteran Undip
15 August 2024 21:32 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017