Ray Rangkuti: Dukungan Nasdem dan Hanura kepada Ahok Langkah Investasi
Sabtu, 2 April 2016 16:18 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto (kanan) seusai Deklarasi dukungan Partai Hanura di Jakarta, Sabtu (26/3). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
"Nasdem dan Hanura mendukung Ahok itu sebetulnya investasi, mereka belajar dengan baik dari pengalaman PDI-P dan Gerindra di 2012 lalu," kata Ray dalam sebuah diskusi publik di Jakarta, Jumat.
Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disebut Ahok maju dalam pilkada melalui jalur perseorangan alias non-partai.
Ray menyebutkan PDIP dan Gerindra berhasil menuai hasil positif berkat keputusan mereka mengusung pasangan cagub-cawagub pemenang Pilkada 2012 lalu, Joko Widodo-Ahok.
PDIP yang sebelumnya menempati perolehan suara peringkat ketiga di DKI Jakarta pada Pemilu Legislatif 2009 berhasil naik ke urutan pertama pada Pemilu Legislatif 2014 dan kini memiliki 28 kursi di DPRD DKI 2014-2019.
Nasib serupa juga dirasakan Gerindra yang melejit dari urutan keenam pada Pileg 2009 menjadi posisi kedua pada Pileg 2014 di Jakarta dan kini mendudukan 15 orang wakilnya di kursi DPRD DKI.
Ekses serupa, lanjut Ray, kemungkinan besar menjadi salah satu motif Nasdem-Hanura atas keputusan mereka menyuarakan dukungan kepada pencalonan Ahok lewat jalur perseorangan.
Sementara Peneliti PARA Syndicate, Toto Sugiarto, menilai setidaknya ada tiga sudut pandang untuk membaca dukungan Nasdem dan Hanura kepada Ahok tersebut.
"Pertama itu bisa dibaca sebagai sebuah langkah pragmatis. Kedua bisa juga dibaca sebagai keputusan mendukung calon yang sesuai dengan idealisme mereka. Dan ketiga pada dasarnya adalah wujud kegagalan mereka menciptakan kader partai yang bisa diajukan," kata Toto.
Nasdem lebih dulu mengumumkan dukungan mereka terhadap Ahok dalam Pilkada DKI 2017 pada 12 Februari 2016 kemudian disusul Hanura yang mendeklarasikan dukungan serupa pada 26 Maret 2016.
Di DPRD DKI 2014-2019 Nasdem memiliki lima kursi sedangkan Hanura memiliki 10 kursi.
Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disebut Ahok maju dalam pilkada melalui jalur perseorangan alias non-partai.
Ray menyebutkan PDIP dan Gerindra berhasil menuai hasil positif berkat keputusan mereka mengusung pasangan cagub-cawagub pemenang Pilkada 2012 lalu, Joko Widodo-Ahok.
PDIP yang sebelumnya menempati perolehan suara peringkat ketiga di DKI Jakarta pada Pemilu Legislatif 2009 berhasil naik ke urutan pertama pada Pemilu Legislatif 2014 dan kini memiliki 28 kursi di DPRD DKI 2014-2019.
Nasib serupa juga dirasakan Gerindra yang melejit dari urutan keenam pada Pileg 2009 menjadi posisi kedua pada Pileg 2014 di Jakarta dan kini mendudukan 15 orang wakilnya di kursi DPRD DKI.
Ekses serupa, lanjut Ray, kemungkinan besar menjadi salah satu motif Nasdem-Hanura atas keputusan mereka menyuarakan dukungan kepada pencalonan Ahok lewat jalur perseorangan.
Sementara Peneliti PARA Syndicate, Toto Sugiarto, menilai setidaknya ada tiga sudut pandang untuk membaca dukungan Nasdem dan Hanura kepada Ahok tersebut.
"Pertama itu bisa dibaca sebagai sebuah langkah pragmatis. Kedua bisa juga dibaca sebagai keputusan mendukung calon yang sesuai dengan idealisme mereka. Dan ketiga pada dasarnya adalah wujud kegagalan mereka menciptakan kader partai yang bisa diajukan," kata Toto.
Nasdem lebih dulu mengumumkan dukungan mereka terhadap Ahok dalam Pilkada DKI 2017 pada 12 Februari 2016 kemudian disusul Hanura yang mendeklarasikan dukungan serupa pada 26 Maret 2016.
Di DPRD DKI 2014-2019 Nasdem memiliki lima kursi sedangkan Hanura memiliki 10 kursi.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017