"Rencananya mulai pertengahan Mei nanti dengan perkiraan selesai September. Selama pembangunan para pedagang akan ditempatkan di bagian barat alun-alun," kata Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Pemkot Magelang Joko Budiono saat sosialisasi tersebut di Magelang, Kamis.

Ia mengatakan para pedagang telah menyepakati rencana penempatan sementara lokasi mereka berjualan di kawasan pusat Kota Magelang, Jawa Tengah itu.

Selama ini tercatat 98 pedagang kaki lima berjualan di bawah tenda-tenda yang merupakan batuan dari salah satu perusahaan teh, sedangkan selanjutnya dibangun "shelter" permanen yang lebih artistik dan luasnya lebih memadai. Jumlah mereka akan ditambah lima pedagang yang sebelumnya PKL di tepi Jalan Majapahit.

Ia mengatakan rencananya di tempat itu diselenggarakan pentas musik untuk menambah betah pengunjung di salah satu pusat kuliner di kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu.

Dana pembangunan "shelter" permanen totalnya sekitar Rp1,5 miliar berasal dari Pemerintah Provinsi Jateng dan Pemkot Magelang, masing-masing Rp750 juta. Proses lelang pembangunan tempat itu, direncanakan pertengahan April 2016.

"Untuk desain sudah dibuat dan disetujui Pak Wali Kota (Sigit Widyonindito, red.)," katanya.

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Penataan Pedagang Dinas Pengelolaan Pasar Pemkot Magelang Syaifullah menjelaskan tentang pentingnya para pedagang tetap menjaga kualitas barang yang dijualnya, antara lain menyangkut kesehatan dan kebersihan lingkungan.

"Sehingga tempat ini tetap ramai dikunjungi. Tidak kalah pentingnya juga pelayanan kepada pembeli harus baik," katanya.

Ia juga mengatakan pentingnya pedagang mencantumkan daftar harga untuk setiap menu yang dijual sebagai bagian dari pelayanan terbaik kepada pembeli.

Kepala Humas Peguyuban PKL Tuin Van Java Sugiharto mengatakan selama ini jalinan kerja sama pedagang setempat dengan Dinas Pengelolaan Pasar telah mantap.

"Dengan kerja sama yang baik, pedagang bisa beraktivitas dengan baik pula. Kami selalu siap mengikuti aturan yang berlaku," katanya.(hms)