74 Orang Gerilyawan Tewas dalam Operasi Baru di Afghanistan
Sabtu, 16 April 2016 7:48 WIB
Kabul, Antara Jateng - Sebanyak 74 gerilyawan tewas dan 11 orang lagi
cedera dalam operasi militer yang dilancarkan oleh pasukan keamanan
Afghanistan dalam waktu satu hari, kata Kementerian Pertahanan di Kabul
pada Jumat.
Operasi tersebut dilancarkan di 12 provinsi dari 34 provinsi di negeri itu sejak Kamis pagi (14/4), kata Kementerian tersebut di dalam satu pernyataan, lapor Xinhua/OANA.
Sebanyak 41 gerilyawan ISIS termasuk di antara mereka yang tewas dan pasukan keamanan gabung menemukan serta menyita senjata, kata pernyataan tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua.
Sementara itu pasukan keamanan juga menghancurkan satu kamp pelatihan kelompok gerilyawan ISIS di Nangarhar Timur, selain menghancurkan satu lagi kamp pelatihan anggota Taliban di Provinsi Kandahar di bagian selatan negeri tersebut, tambahnya.
Kementerian itu juga mengkonfirmasi bahwa pemerintah kehilangan enam personel militer selama bentrokan dan serangan terpisah di seluruh negeri tersebut selama masa yang sama.
Anggota Taliban telah meningkatkan serangan mereka di seluruh Afghanistan sejak Selasa (12/4), ketika mereka memulai apa yang disebut kegiatan tahunan serangan musim semi dengan nama sandi "Operasi Omari".
Pada akhir pekan lalu, satu serangan roket mengguncang Ibu Kota Afghanistan, Kabul, beberapa jam setelah menteri luar negeri AS mengakhiri kunjungan satu-hari ke negeri tersebut, kata beberapa sumber dan saksi mata.
Dua roket ditembakkan dari bagian timur Kabul ke arah kabupaten diplomatik di bagian tengah kota itu, kata satu sumber keamanan kepada Xinhua.
Satu roket menghantam gedung sekolah menengah di kabupaten polisi satu, kata sumber tersebut pada Sabtu malam (9/4). Ia menambahkan, "Informasi awal menunjukkan tak seorang pun cedera dalam serangan itu."
"Sejauh ini, kami tak memiliki perincian, tapi kami akan berusaha memperoleh keterangan lebih lanjut," katanya.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry tiba di Kabul pada Sabtu pagi, untuk kunjungan tanpa pengumuman.
Operasi tersebut dilancarkan di 12 provinsi dari 34 provinsi di negeri itu sejak Kamis pagi (14/4), kata Kementerian tersebut di dalam satu pernyataan, lapor Xinhua/OANA.
Sebanyak 41 gerilyawan ISIS termasuk di antara mereka yang tewas dan pasukan keamanan gabung menemukan serta menyita senjata, kata pernyataan tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua.
Sementara itu pasukan keamanan juga menghancurkan satu kamp pelatihan kelompok gerilyawan ISIS di Nangarhar Timur, selain menghancurkan satu lagi kamp pelatihan anggota Taliban di Provinsi Kandahar di bagian selatan negeri tersebut, tambahnya.
Kementerian itu juga mengkonfirmasi bahwa pemerintah kehilangan enam personel militer selama bentrokan dan serangan terpisah di seluruh negeri tersebut selama masa yang sama.
Anggota Taliban telah meningkatkan serangan mereka di seluruh Afghanistan sejak Selasa (12/4), ketika mereka memulai apa yang disebut kegiatan tahunan serangan musim semi dengan nama sandi "Operasi Omari".
Pada akhir pekan lalu, satu serangan roket mengguncang Ibu Kota Afghanistan, Kabul, beberapa jam setelah menteri luar negeri AS mengakhiri kunjungan satu-hari ke negeri tersebut, kata beberapa sumber dan saksi mata.
Dua roket ditembakkan dari bagian timur Kabul ke arah kabupaten diplomatik di bagian tengah kota itu, kata satu sumber keamanan kepada Xinhua.
Satu roket menghantam gedung sekolah menengah di kabupaten polisi satu, kata sumber tersebut pada Sabtu malam (9/4). Ia menambahkan, "Informasi awal menunjukkan tak seorang pun cedera dalam serangan itu."
"Sejauh ini, kami tak memiliki perincian, tapi kami akan berusaha memperoleh keterangan lebih lanjut," katanya.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry tiba di Kabul pada Sabtu pagi, untuk kunjungan tanpa pengumuman.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kos-kosan di Kelurahan Mewek Purbalingga jadi lokasi prostitusi daring, polisi tangkap dua orang
13 November 2024 15:16 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017