Johan Budi: Perlu Revolusi Paradigma Humas Pemerintah
Rabu, 20 April 2016 17:36 WIB
Johan Budi. (ANTARA/Yudhi Mahatma/P003)
Serpong, Antara Jateng - Staf Khusus Presiden RI Bidang Komunikasi dan
Juru Bicara Presiden RI, Johan Budi, mengatakan bahwa perlu revolusi
paradigma bagi aparat hubungan masyarakat (humas) pemerintah dalam
menjalankan fungsinya sehingga memberikan informasi yang cepat, tepat
dan akurat guna meraih kepercayaan dan mendorong partisipasi masyarakat
dalam pembangunan yang dijalankan pemerintah.
Hal itu disampaikannya dalam Konvensi pertama Humas Pemerintah di ICE BSD, Serpong, Rabu.
Ia mengatakan, seringkali humas menunggu menterinya ataupun atasannya dalam menyampaikan informasi, padahal humas seharusnya pro-aktif dengan memberikan masukan kepada menteri apa yang harus disampaikan dan bagaimana komunikasi tersebut dilakukan.
Hal ini agar informasi dapat segera disampaikan ke masyarakat secara benar.
"Untuk itu, paradigma humas harus direvolusi," katanya.
Aparat humas pemerintah, dinilainya, terlalu birokratis dan berjenjang, akibatnya informasi yang disampaikan juga lamban. Pranata humas tidak bisa mengakses langsung kepada pejabat yang berwenang untuk kemudian menyampaikan informasi ke masyarakat.
Untuk itu, menurut dia, humas memerlukan akses terhadap menteri maupun pejabat terkait sehingga dapat segera disampaikan ke masyarakat.
Akibat dari humas yang birokratis, dikemukakannya, juga membuat mereka tidak memiliki pemahaman informasi kebijakan yang utuh untuk disampaikan ke masyarakat. Hal ini karena karena tidak dilibatkan untuk mengetahui latar belakang kebijakan.
Humas, dinyatakannya, berperan penting dalam menyampaikan berbagai informasi kebijakan pemerintah sekaligus turut mendorong optimisme masyarakat.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (IKP Kominfo) R. Niken Widiastuti mengatakan bahwa pihaknya tengah menata pranata humas menjadi relevan dengan perkembangan masyarakat sehingga kebijakan pemerintah dapat dimengerti, dipahami kemudian diikuti dengan kemauan untuk berpartisipasi.
Ia mengatakan, pihaknya tengah merancang pranata humas menjadi ujung tombak dalam mengabarkan informasi positif dengan kedalaman isi yang akurat. Sehingga kepercayaaan masyarakat terhadap humas pemerintah meningkat. Ujungnya adalah mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang digalakan pemerintah.
Penataan itu, dikatakannya, dilaksanakan diantaranya terkait suprastruktur atau kelembagaan. Ia mengatakan, peran penting humas masih belum menjadi pandangan umum di kementerian, lembaga maupun pemerintah daerah.
Salah satunya terkait dengan posisi jabatan kepala humas hanya eselon tiga. Hanya sedikit yang menjadi eselon dua. Akibatnya humas sulit untuk mengakses langsung pejabat yang berwenang guna merespon dengan cepat isu-isu yang berkembang.
"Kita ingin agar humas itu setara dengan dirjen, langsung di bawah kementerian sehingga memiliki akses," katanya.
Selain itu juga, ia menilai, kredit kinerja humas yang dirasa tidak menarik, sehingga membuat mereka yang bekerja di kehumasan lama naik pangkat dibandingkan di posisi lainnya. Untuk itu, ia akan mengusulkan kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk memperbaiki kredit kinerja sehingga menjadikan humas yang profesional.
Selain itu juga infrastruktur yang dimiliki oleh humas harus memiliki alat kerja standar mengingat di era digital saat ini media sosial berkembang dengan cepat. Informasi bergerak dalam hitungan detik. Respon yang dilakukan juga harus cepat sehingga isu tidak menjadi liar, demikian Niken.
Hal itu disampaikannya dalam Konvensi pertama Humas Pemerintah di ICE BSD, Serpong, Rabu.
Ia mengatakan, seringkali humas menunggu menterinya ataupun atasannya dalam menyampaikan informasi, padahal humas seharusnya pro-aktif dengan memberikan masukan kepada menteri apa yang harus disampaikan dan bagaimana komunikasi tersebut dilakukan.
Hal ini agar informasi dapat segera disampaikan ke masyarakat secara benar.
"Untuk itu, paradigma humas harus direvolusi," katanya.
Aparat humas pemerintah, dinilainya, terlalu birokratis dan berjenjang, akibatnya informasi yang disampaikan juga lamban. Pranata humas tidak bisa mengakses langsung kepada pejabat yang berwenang untuk kemudian menyampaikan informasi ke masyarakat.
Untuk itu, menurut dia, humas memerlukan akses terhadap menteri maupun pejabat terkait sehingga dapat segera disampaikan ke masyarakat.
Akibat dari humas yang birokratis, dikemukakannya, juga membuat mereka tidak memiliki pemahaman informasi kebijakan yang utuh untuk disampaikan ke masyarakat. Hal ini karena karena tidak dilibatkan untuk mengetahui latar belakang kebijakan.
Humas, dinyatakannya, berperan penting dalam menyampaikan berbagai informasi kebijakan pemerintah sekaligus turut mendorong optimisme masyarakat.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (IKP Kominfo) R. Niken Widiastuti mengatakan bahwa pihaknya tengah menata pranata humas menjadi relevan dengan perkembangan masyarakat sehingga kebijakan pemerintah dapat dimengerti, dipahami kemudian diikuti dengan kemauan untuk berpartisipasi.
Ia mengatakan, pihaknya tengah merancang pranata humas menjadi ujung tombak dalam mengabarkan informasi positif dengan kedalaman isi yang akurat. Sehingga kepercayaaan masyarakat terhadap humas pemerintah meningkat. Ujungnya adalah mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang digalakan pemerintah.
Penataan itu, dikatakannya, dilaksanakan diantaranya terkait suprastruktur atau kelembagaan. Ia mengatakan, peran penting humas masih belum menjadi pandangan umum di kementerian, lembaga maupun pemerintah daerah.
Salah satunya terkait dengan posisi jabatan kepala humas hanya eselon tiga. Hanya sedikit yang menjadi eselon dua. Akibatnya humas sulit untuk mengakses langsung pejabat yang berwenang guna merespon dengan cepat isu-isu yang berkembang.
"Kita ingin agar humas itu setara dengan dirjen, langsung di bawah kementerian sehingga memiliki akses," katanya.
Selain itu juga, ia menilai, kredit kinerja humas yang dirasa tidak menarik, sehingga membuat mereka yang bekerja di kehumasan lama naik pangkat dibandingkan di posisi lainnya. Untuk itu, ia akan mengusulkan kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk memperbaiki kredit kinerja sehingga menjadikan humas yang profesional.
Selain itu juga infrastruktur yang dimiliki oleh humas harus memiliki alat kerja standar mengingat di era digital saat ini media sosial berkembang dengan cepat. Informasi bergerak dalam hitungan detik. Respon yang dilakukan juga harus cepat sehingga isu tidak menjadi liar, demikian Niken.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Unsoed-UHB bantu petani Desa Winduaji melalui budi daya jamur untuk atasi stunting dan kemiskinan
01 December 2024 14:58 WIB
Pelaku bawa Toyota Alphard angkut ratusan ribu rokok ilegal, diserahkan ke kejaksaan
20 November 2024 8:06 WIB
Tim dosen Unsoed dampingi petani stroberi bikin pupuk-pestisida ramah lingkungan
12 October 2024 15:38 WIB
Cegah Mpox, Indonesia kembali terapkan sistem deteksi dini bagi pendatang dari luar negeri
27 August 2024 12:38 WIB
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017