80 Penjahat Kelas Kakap Australia Tercantum di Panama Papers
Jumat, 22 April 2016 8:32 WIB
Firma hukum Panama Mossack Fonseca menjadi sentral dari skandal penggelapan pajak tokoh-tokoh dan perusahaan-perusahaan dunia yang disebut dengan skandal "Panama Papers" (Reuters)
Jakarta, Antara Jateng - Sekitar 80 penjahat kelas kakap Australia
menjadi bagian dari 800 warga Australia yang namanya tersebut dalam 11,5
juta dokumen yang dibocorkan dari firma hukum Panama Mossack Fonseca
yang mengungkapkan skandal penghindaran pajak besar-besaran.
"Sekitar 80 nama sesuai dengan daftar kejahatan serius dan terorganisasi dari Komisi Kejahatan Australia. Mereka masuk database kejahatan serius dan terorganisir," kata Komisioner Pajak pada Ditjen Pajak Australia (ATO) Chris Jordan kepada parlemen yang menyelidiki penghindaran pajak oleh korporat.
ATO tengah menyelidiki beberapa perusahaan dan individu yang disebut dalam skandal "Panama Papers".
Jordan mengatakan ATO mengaitkan 120 dari 800 nama itu ke sebuah perusahaan offshore di Hong Kong yang tak dia sebutkan nama perusahaan offshore ini.
Jordan menyatakan lembaganya berketetapan untuk menggunakan kewenangan penuhnya untuk mengambil tindakan keras kepada perusahaan-perusahaan yang berkelit dari kewajiban membayar pajak.
"Kami tengah bekerja namun itu semua membutuhkan waktu. Saya ingin menjamin masyarakat bahwa tak satu pun petunjuk yang diabaikan," kata Jordan.
Dia juga mengatakan bahwa ATO akan bekerja sama dengan pengadilan untuk cepat mengadili kasus-kasus yang secara strategis penting mengenai penghindaran pajak multinasional.
"Mereka sangat kooperatif dan tertarik pada bagaimana kami bisa mengidentifikasi dengan benar dan bekerja sama dengan mereka untuk menangani masalah ini secepatnya," kata dia seperti dikutip laman Australian Broadcasting Corporation (ABC).
"Sekitar 80 nama sesuai dengan daftar kejahatan serius dan terorganisasi dari Komisi Kejahatan Australia. Mereka masuk database kejahatan serius dan terorganisir," kata Komisioner Pajak pada Ditjen Pajak Australia (ATO) Chris Jordan kepada parlemen yang menyelidiki penghindaran pajak oleh korporat.
ATO tengah menyelidiki beberapa perusahaan dan individu yang disebut dalam skandal "Panama Papers".
Jordan mengatakan ATO mengaitkan 120 dari 800 nama itu ke sebuah perusahaan offshore di Hong Kong yang tak dia sebutkan nama perusahaan offshore ini.
Jordan menyatakan lembaganya berketetapan untuk menggunakan kewenangan penuhnya untuk mengambil tindakan keras kepada perusahaan-perusahaan yang berkelit dari kewajiban membayar pajak.
"Kami tengah bekerja namun itu semua membutuhkan waktu. Saya ingin menjamin masyarakat bahwa tak satu pun petunjuk yang diabaikan," kata Jordan.
Dia juga mengatakan bahwa ATO akan bekerja sama dengan pengadilan untuk cepat mengadili kasus-kasus yang secara strategis penting mengenai penghindaran pajak multinasional.
"Mereka sangat kooperatif dan tertarik pada bagaimana kami bisa mengidentifikasi dengan benar dan bekerja sama dengan mereka untuk menangani masalah ini secepatnya," kata dia seperti dikutip laman Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Hambat penjahat melarikan diri, Polresta Surakarta gelar latihan "Road Blocker"
20 April 2021 14:00 WIB, 2021
Psikolog: Pelaku Teros Bom Miliki Pola Pikir Berbeda dari Penjahat Biasa
26 May 2017 11:43 WIB, 2017
Imam Besar Istiqlal: Aparat Keamanan tidak Terpikir Peserta Demo seperti Penjahat
01 November 2016 17:03 WIB, 2016
Otto: Gestur tidak dapat Dipakai untuk Menyimpulkan Seseorang adalah Penjahat
13 October 2016 12:16 WIB, 2016
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017