Tindaklanjuti Panama Papers, Australia Lacak Uang Korupsi
Minggu, 24 April 2016 8:00 WIB
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull (REUTERS/Jason Reed )
Sydney, Antara Jateng - Australia akan menindak keras korupsi pada
perusahaan, kata Perdana Menteri Malcolm Turnbull seraya berjanji
mengeluarkan anggaran 15 juta dolar Australia untuk meningkatkan
kemampuan agen-agen antikorupsi dalam melacak uang hasil korupsi baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Korupsi menjadi isu politik utama di Australia di mana baik pemerintah maupun oposisi menjanjikan tindakan keras kepada perusahaan multinasional penghindar pajak dan mengenakan aturan tambahan kepada sektor perbankan, di tengah semakin dekatnya Pemilu Juli nanti.
Turnbull, dalam pernyataan bersama dengan menteri kehakiman dan jaksa agung, menyatakan bahwa dana ekstra akan disalurkan ke tidak tim anti-suap, yang terdiri dari 26 akuntan forensik, jaksa dan penyidik.
Pernyataan ini disampaikan menyusul beberapa skandal korporat.
Badan pajak Australia tengah menyelidiki sekitar 800 orang yang kemungkinan menghindarkan pajak dalam kaitannya dengan sebuah firma hukum di negeri surga pajak Panama, yang meledakkan skandal Panama Papers, demikian Reuters.
Korupsi menjadi isu politik utama di Australia di mana baik pemerintah maupun oposisi menjanjikan tindakan keras kepada perusahaan multinasional penghindar pajak dan mengenakan aturan tambahan kepada sektor perbankan, di tengah semakin dekatnya Pemilu Juli nanti.
Turnbull, dalam pernyataan bersama dengan menteri kehakiman dan jaksa agung, menyatakan bahwa dana ekstra akan disalurkan ke tidak tim anti-suap, yang terdiri dari 26 akuntan forensik, jaksa dan penyidik.
Pernyataan ini disampaikan menyusul beberapa skandal korporat.
Badan pajak Australia tengah menyelidiki sekitar 800 orang yang kemungkinan menghindarkan pajak dalam kaitannya dengan sebuah firma hukum di negeri surga pajak Panama, yang meledakkan skandal Panama Papers, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017