Pemerintah Verifikasi Laporan Kuburan Massal 1965
Senin, 2 Mei 2016 13:19 WIB
Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, Antara Jateng - Pemerintah akan memerifikasi laporan kuburan massal dan jumlah korban pertikaian politik pada 1965, kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan.
"Ada teman yang akan memberikan daftar tempat kuburan massal. Besok saya sendiri yang akan menerima daftar itu untuk memverifikasinya," kata Luhut di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Dia mengharapkan laporan itu tidak membuat keributan lagi di publik karena pemerintah hanya ingin meluruskan angka jumlah korban.
"Kita ingin realistis. Angka itu berapa sih?. Kita sampai angka berapa sih?," kata Luhut.
Bahkan, jika bisa diidentifikasi, pemerintah akan mengerahkan tim forensik untuk identifikasi, sambung Luhut.
Ia mengatakan jika temuan kuburan massal itu memungkinkan untuk proses peradilan maka kasusnya akan dibawa ke peradilan. Tetapi, kalau tidak maka akan diselesaikan di luar peradilan.
"Tapi spirit kita enggak usah gaduh dulu. Bertahun-tahun enggak selesai-selesai lalu kita selesaikan, ya, jangan bikin gaduh," kata Luhut.
Ia mengakui ada pihak yang tidak akan puas pada penyelesaikan yang akan dilakukan pemerintah sekarang. Dia menyebut G-30-S adalah masalah politik sehingga kalau dibawa ke suasana sekarang malah tidak adil.
"Presiden tekankan kita selesaikan ini pendekatan kemunusiaan. Kita kembali ke masalah kemanusiaan supaya tuntas dan bangsa ini kembali rekonsialiasi dan jangan lagi menengok masa lalu," katanya.
"Ada teman yang akan memberikan daftar tempat kuburan massal. Besok saya sendiri yang akan menerima daftar itu untuk memverifikasinya," kata Luhut di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Dia mengharapkan laporan itu tidak membuat keributan lagi di publik karena pemerintah hanya ingin meluruskan angka jumlah korban.
"Kita ingin realistis. Angka itu berapa sih?. Kita sampai angka berapa sih?," kata Luhut.
Bahkan, jika bisa diidentifikasi, pemerintah akan mengerahkan tim forensik untuk identifikasi, sambung Luhut.
Ia mengatakan jika temuan kuburan massal itu memungkinkan untuk proses peradilan maka kasusnya akan dibawa ke peradilan. Tetapi, kalau tidak maka akan diselesaikan di luar peradilan.
"Tapi spirit kita enggak usah gaduh dulu. Bertahun-tahun enggak selesai-selesai lalu kita selesaikan, ya, jangan bikin gaduh," kata Luhut.
Ia mengakui ada pihak yang tidak akan puas pada penyelesaikan yang akan dilakukan pemerintah sekarang. Dia menyebut G-30-S adalah masalah politik sehingga kalau dibawa ke suasana sekarang malah tidak adil.
"Presiden tekankan kita selesaikan ini pendekatan kemunusiaan. Kita kembali ke masalah kemanusiaan supaya tuntas dan bangsa ini kembali rekonsialiasi dan jangan lagi menengok masa lalu," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017