Aksi: Kekerasan yang Menimpa Yuyun Ancaman bagi Semua Perempuan Indonesia
Minggu, 8 Mei 2016 15:56 WIB
Mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI serta organisasi lainnya melakukan aksi Solidaritas Moral untuk YY di Bundaran Simpang Lima Ratu Samban, Bengkulu, Sabtu (7/5/2016). Mereka mendesak pihak berwajib memberikan hukuman yang setimpal kepada 14 tersan
Jakarta, Antara Jateng - Aksi Solidaritas YY untuk menyuarakan keprihatinan terhadap kasus siswi yang diperkosa dan dibunuh oleh 14 tersangka, yang digelar di 14 kota di Indonesia, meminta pemerintah memperkuat pendidikan moral dalam kurikulum sekolah.
"Kekerasan yang menimpa YY beberapa waktu lalu merupakan tamparan buat kita sebagai bangsa, dan tentu saja kejadian tersebut menjadi ancaman bagi semua perempuan di Indonesia, yang bisa jadi adalah anak perempuan kita, teman, kakak, bibi, atau tetangga," ujar koordinator aksi Raja Juli Antoni di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu.
Aksi di Bundaran HI tersebut dihadiri sekitar 100 warga yang sebagian besar merupakan ibu-ibu.
Raja Juli Antoni mengatakan yang lebih memprihatinkan adalah para pelaku tindakan kekerasan ini di antaranya dilakukan oleh anak-anak yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah.
Pihak kepolisian menyatakan, telah dilakukan pengeroyokan, pemerkosaan, serta penganiayaan yang melibatkan 12 tersangka dengan tujuh orang berstatus anak-anak dan lima lainnya dewasa, dan mengakibatkan meninggalnya YY, pelajar SMP Negeri 5 Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejanglebong.
Terkait dengan kasus tersebut, pria yang akrab disapa Toni ini menilai penguatan pendidikan moral dalam kurikulum sekolah perlu segera diinisiasi pemerintah.
"Sekarang, anak sekolah lebih banyak disuruh menghafal rumus, tapi internalisasi nilai moral kurang. Jadi ada masalah di sini, yang mana pendidikan gagal membebaskan masyarakat dari kekerasan," katanya menambahkan.
Oleh karena itu, menurut dia, kini pemerintah perlu kembali mengintervensi kurikulum sekolah dan memperbanyak pelajaran yang "menggiring" anak-anak menjadi sadar moral sejak dini.
Gerakan yang digelar dengan mengumpulkan tanda tangan masyarakat, sebagai penegasan bahwa kekerasan seksual menjadi salah satu ancaman bangsa saat ini, dilaksanakan pada kegiatan "Car Free Day" di 14 kota, pada Minggu.
Kota-kota tersebut adalah Jakarta (Bundaran Hotel Indonesia), Bandung (CFD Dago), Balikpapan (Lapangan Merdeka), Bengkulu (Pantai Panjang Bengkulu), Gorontalo (Gelanggang Remaja), Palembang (CFD Kambang Iwak Park City), Padang (Tugu Perdamaian Pantai Padang).
Kegiatan ini juga digelar di Palangkaraya (CFD Bundaran Besar), Purwakarta (Situ Buleud), Kendari (Lapangan MTQ), Kupang (Lapangan Bola Kecamatan Kupang Barat), Kuningan (Jalan Siliwangi), Makassar (CFD Sudirman), Mamuju (Anjungan Pantai Manakara).
"Kekerasan yang menimpa YY beberapa waktu lalu merupakan tamparan buat kita sebagai bangsa, dan tentu saja kejadian tersebut menjadi ancaman bagi semua perempuan di Indonesia, yang bisa jadi adalah anak perempuan kita, teman, kakak, bibi, atau tetangga," ujar koordinator aksi Raja Juli Antoni di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu.
Aksi di Bundaran HI tersebut dihadiri sekitar 100 warga yang sebagian besar merupakan ibu-ibu.
Raja Juli Antoni mengatakan yang lebih memprihatinkan adalah para pelaku tindakan kekerasan ini di antaranya dilakukan oleh anak-anak yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah.
Pihak kepolisian menyatakan, telah dilakukan pengeroyokan, pemerkosaan, serta penganiayaan yang melibatkan 12 tersangka dengan tujuh orang berstatus anak-anak dan lima lainnya dewasa, dan mengakibatkan meninggalnya YY, pelajar SMP Negeri 5 Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejanglebong.
Terkait dengan kasus tersebut, pria yang akrab disapa Toni ini menilai penguatan pendidikan moral dalam kurikulum sekolah perlu segera diinisiasi pemerintah.
"Sekarang, anak sekolah lebih banyak disuruh menghafal rumus, tapi internalisasi nilai moral kurang. Jadi ada masalah di sini, yang mana pendidikan gagal membebaskan masyarakat dari kekerasan," katanya menambahkan.
Oleh karena itu, menurut dia, kini pemerintah perlu kembali mengintervensi kurikulum sekolah dan memperbanyak pelajaran yang "menggiring" anak-anak menjadi sadar moral sejak dini.
Gerakan yang digelar dengan mengumpulkan tanda tangan masyarakat, sebagai penegasan bahwa kekerasan seksual menjadi salah satu ancaman bangsa saat ini, dilaksanakan pada kegiatan "Car Free Day" di 14 kota, pada Minggu.
Kota-kota tersebut adalah Jakarta (Bundaran Hotel Indonesia), Bandung (CFD Dago), Balikpapan (Lapangan Merdeka), Bengkulu (Pantai Panjang Bengkulu), Gorontalo (Gelanggang Remaja), Palembang (CFD Kambang Iwak Park City), Padang (Tugu Perdamaian Pantai Padang).
Kegiatan ini juga digelar di Palangkaraya (CFD Bundaran Besar), Purwakarta (Situ Buleud), Kendari (Lapangan MTQ), Kupang (Lapangan Bola Kecamatan Kupang Barat), Kuningan (Jalan Siliwangi), Makassar (CFD Sudirman), Mamuju (Anjungan Pantai Manakara).
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
USM seminarkan "Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Pendidikan"
09 October 2024 9:19 WIB
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017