Magelang, Antara Jateng - Sekitar 100 umat Buddha dari tujuh negara direncanakan mengikuti Konferensi Buddha Internasional di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjelang perayaan Waisak pada Kamis (19/5).

Staf Ahli Bidang Multikultur, Kementerian Pariwisata, Hari Untoro, di Magelang, Selasa, menyebutkan peserta konferansi tersebut, yakni dari Thailand, Malaysia, Singapura, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Myanmar.

Ia mengatakan konferensi bertaraf internasional ini merupakan yang pertama diselenggarakan.

Hari Untoro berharap kegiatan ini akan berlangsung rutin setiap tahun.

Dituturkan, Borobudur merupakan mandala Buddha terbesar di dunia. Peristiwa ini adalah spesifik. Upacara Waisak yang besar hanya diselenggarakan di Borobudur maka diselenggarakan konferensi internasional di Borobudur.

"Angkor Watt berdiri pada abad X, tapi Borobudur berdiri sekitar abad IX. Setidaknya kita punya aktivitas keagaamaan agama Buddha di sini. Di negara lain ada charity days, jadi orang jalan ke Myanmar untuk memberi persembahan pada Buddha," katanya.

Pada konferensi internasional tersebut akan menghadirkan sejumlah pembicara ternama, yakni Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, Kepala Vihara Mendut di Magelang, Bhiksu Bhadraruci Mahathera Sthavira, general Secretary of the great conference of Indonesia Sangha and abbot of Indonesia ganden syeydrup nampar gyelweiling monastry, dan Prof Dr Noerhadi Magetsari, pengajar arkeologi Universitas Indonesia. Adapun guest speaker adalah Geshe Tenzin Zopa, a Nepalese Tibetan Buddhist.

Hari mengatakan direncanakan ada 100 orang yang menghadiri acara ini. Namun sampai sekarang baru 86 orang yang sudah konfirmasi kehadirannya.

Ia berharap ada nilai-nilai kearifan dan kebijakam agama Buddha yang bisa dibawa pulang setelah orang datang berkunjung ke Borobudur. Hal itu bisa melekat pada diri orang dan disebarkan di negaranya.

Direktur Pemasaran PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Sahala Parlindungan Siahaan mengatakan keberadaan Candi Borobudur adalah bukti peradaban Agama Buddha.

Ia berharap kegiatan ini akan menjadi sumber inspirasi bagi perdamaian dunia dan keseimbangan alam semesta.