Semarang, Antara Jateng - Sebanyak 6,6 juta pemudik diperkirakan masuk ke Jawa Tengah pada arus mudik Lebaran tahun ini.

Jumlah tersebut naik sekitar 5,7 persen dibanding arus mudik 2015 yang mencapai 6,2 persen.

Sekitar 6,55 juta pemudik diprediksi bakal melintasi jalur Pantura Jawa Tengah, sementara 1,1 juta sisanya akan melintas melalui jalur selatan.

Selain menggunakan angkutan umum, tidak sedikit pula pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan sepeda motor.

Kondisi tersebut memaksa kepolisian untuk menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mewujudkan kelancaran arus mudik.

Masuknya pemudik sebanyak itu dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum mau tak mau berpotensi menyebabkan kemacetan.

Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono mengatakan Idul Fitri merupakan hari yang istimewa bagi umat Islam.

Keistimewaan tersebut, menurut dia, jangan sampai terganggung dengan rasa suntuk atau lelang karena harus menempuh perjalanan jauh dengan kondisi lalu lintas yang berpotensi terganggu kemacetan.

Oleh karena itu, Polda Jawa Tengah mengusung slogan "Mudik Seneng Mampir Jateng".

"Merayakan hari yara dengan senang. Ada kepadatan, antrean tetapi tetap senang," kata Kapolda.

Salah satu terobosan Polda Jawa Tengah untuk membantu para pemudik yakni dengan meluncurkan laman internet www.mampirjateng.com.

Laman tersebut berisi panduan bagi para pemudik agar dimudahkan dalam menempuh perjalanan.

"Diluncurkan 30 Juni. Diharapkan bisa jadi panduan bagi pemudik," kata Condro Kirono.

Menurut dia, laman tersebut disinergikan dengan aplikasi Waze serta Google Map.

"Di aplikasi penunjuk jalan tersebut akan terlihat tanda merah jika terjadi kemacetan arus lalu lintas, di situs ini nanti akan dijelaskan apa penyebabnya," katanya.

Informasi tentang kemacetan, kata dia, dilaporkan langsung oleh petugas yang ada di lapangan.

Selain informasi tentang kondisi lalu lintas, lanjut dia, laman tersebut juga berisi informasi tentang tempat-tempat wisata, rumah makan, hingga posko mudik yang bisa disinggahi pemudik.

Bahkan, ia mengungkapkan titik-titik rawan bencana alam bakal diunggah dalam laman tersebut.

Ia menegaskan pengamanan arus mudik Lebaran tahun ini telah siap.

Pada pengamanan Operasi Ramadniya Candi 2016, Polda Jawa Tengah mengerahkan 14.647 personel di seluruh satuan wilayah.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Liliek Darmanto mengatakan jumlah tersebut masih akan diperkuat dengan personel TNI serta institusi pemangku kepentingan terkait lainnya.

Selain itu, Polda Jawa Tengah dan Markas Besar Kepolisian juga menambah pasukan di sejumlah polres untuk mendukung kelancaran pelaksanaan operasi pengamanan arus mudik dan balik tersebut.

Ia menjelaskan terdapat 531 personel Polda Jawa Tengah yang diperbantukan ke wilayah Brebes, Tegal, Pati, Solo, serta Cilacap.

Operasi Ramadniya Candi 2016, lanjut dia, akan digelar mulai 28 Juni hingga 13 Juli.

Polda Jawa Tengah sendiri telah memetakan kondisi arus lalu lintas di jalur utama mudik.

Beberapa kondisi jalur mudik yang perlu diwaspadai pemudik, menurut Lilik, antara lain titik rawan macet, rawan kecelakaan, serta keberadaan pasar tumpah.

Data Biro Operasional Polda Jawa Tengah menyebutkan terdapat 92 titik rawan macet dan 108 titik rawan kecelakaan.

Selain itu, terdapat 66 pasar tumpah yang berada di jalur utama mudik Lebaran.

Polda juga menyebut di sepanjang jalur mudik tersebut terdapat 39 titik rawan longsor dan 37 titik rawan banjir.

Lilik mengatakan kondisi-kondisi di jalur mudik tersebut tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah, baik di jalur Pantai Utara, Selatan, maupun jalur tengah.


Pengamanan Wilayah
Menurut Lilik, seluruh personel dalam kondisi siaga dan tidak diizinkan cuti selama pengamanan arus mudik hingga balik Lebaran 2016.

"Seluruh personel harus siaga, terutama saat dimulainya arus mudik hingga balik Lebaran," katanya.

Ia menjelaskan meski hanya tiga per empat kekuatan yang akan diterjunkan langsung saat pengamanan arus mudik dan balik Lebaran, seluruh personel tetap diperintahkan untuk siaga.

Sementara itu, Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polrestabes Semarang Komisaris Suwarna mengimbau masyarakat untuk memastikan kondisi keamanan rumah sebelum mudik.

"Kalau akan meninggalkan rumah pastikan seluruh pintu terkunci, listrik atau kompor juga harus dipastikan sudah dimatikan," katanya.

Menurut dia, pastikan rumah yang akan ditinggalkan tersebut dalam kondisi siap.

Selain itu, kata dia, bagi warga yang akan meninggalkan kediamannya dalam waktu lama tersebut juga diimbau untuk memberitahukan kepada petugas keamanan setempat atau tetangga sekitarnya.

Ia menyebutkan terdapat sejumlah daerah di Kota Semarang yang termasuk wilayah rawan pencurian, seperti Tembalang dan Gunungpati.

Kedua daerah tersebut, lanjut dia, merupakan kawasan kampus dengan banyak mahasiswa yang berasal dari luar daerah.

Kasus pencurian, khususnya sepeda motor, menurut dia, masih relatif cukup tinggi.

Oleh karena itu, dia meminta para mahasiswa yang akan pulang ke kampung halamannya untuk memastikan rumah pemondokannya siap ditinggal dalam waktu relatif lama.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang juga mengimbau masyarakat yang akan mudik pada Lebaran 2016 untuk mewaspadai perampokan dengan modus pura-pura menjadi pembantu rumah tangga.

"Waspadai pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum Lebaran," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Joko Yulianto di Semarang, Jumat.

Ia mengimbau masyarakat lebih hati-hati dan waspada terutama menjelang Lebaran.

Ia menuturkan jika ada warga yang akan pergi mudik dan meninggalkan rumah dalam keadaan kosong maka lebih baik disampaikan ke tetangga atau pengurus lingkungan setempat.

Sementara untuk masyarakat yang membutuhkan jasa pembantu rumah tangga saat Lebaran, kata dia, diminta untuk lebih jeli dan berhati-hati.

"Selektif dalam memilih pembantu rumah tangga yang jasanya akan dipakai sementara," katanya.

Ia meminta indetitas calon pembantu yang akan dipekerjakan dicek lebih teliti.

"Kalau ada yang tidak wajar dari identitas dirinya harus dicurigai," katanya.

Menurut dia, aksi perampokan dengan modus berpura-pura menjadi pembantu rumah tangga tersebut diduga marak menjelang Lebaran.

Berbagai upaya serta tips yang disiapkan oleh jajaran Kepolisian Daerah Jawa Tengah tersebut diharapkan dapat mewujudkan kebahagiaan berlebaran di provinsi ini.