Analis Terorisme Nilai Cara TNI Tangkap istri Santoso Kesatria dan Beretika
Minggu, 24 Juli 2016 14:10 WIB
Dokumentasi pasukan Batalion Infantri Lintas Udara 433 Kostrad. Mereka bagian dari sekian banyak satuan tempur di lingkungan Kostrad. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Jakarta, Antara Jateng - Analis terorisme dan intelijen, Ridlwan Habib, menilai cara TNI menangkap dan memperlakukan Delima, istri Santoso, elegan dan beretika.
"Ini sikap kesatria dan beretika. TNI menunjukkan sikap yang baik bahwa buronan tak bersenjata tidak boleh disakiti," ujar Habib, yang dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, dalam etika peperangan sikap TNI ini sangat elegan dan proporsional.
Belakangan ini terjadi dikotomi tentang pelibatan TNI dalam operasi penanggulangan teror. Sebagian kalangan menilai itu adalah ranah polisi sebagai langkah penegakan hukum karena teror pada bisa digolongkan sebagai pelanggaran hukum pidana.
Sementara pihak lain menyatakan, teroris dan jaringan teror membahayakan kepentingan nasional dan keutuhan negara kesatuan Indonesia. Tidak jarang teroris memiliki kemampuan paramiliter dan mendapat pelatihan militer sebelum beraksi.
Mereka juga mampu beroperasi anti gerilya dan menggalang massa, sehingga tepat TNI bergerak membasmi mereka.
Pada Sabtu pagi ini, Delima, ditangkap Batalion Infantri 515/Raider Kostrad, bagian dari Satuan Tugas Operasi Tinombala. Delima diringkus di hutan Tambarana, Poso.
"Salut untuk Kostrad, karena istri Santoso bukan kombatan. Dia sebenarnya juga korban, dia terjebak dalam situasi yang sulit dan putus asa, sehingga wajar kalau memilih keluar ke pinggiran hutan," ujar Habib.
Dia menduga, setelah Delima ditangkap, 16 anggota lain jaringan Santoso segera menyerahkan diri.
Setelah itu, dia katakan, Delima hendaknya dijaga perempuan personel TNI atau Kepolisian Indonesia.
"Bagaimanapun dia muslimah, alangkah baiknya dikawal petugas wanita. Hal ini juga akan mengurangi resistensi dan kebencian dari simpatisan kelompok ini di luar Poso, sebab saat ini di sosial media sudah muncul glorifikasi, upaya menyanjung Santoso dan kelompoknya, jangan diberi amunisi baru," ujar Habib.
"Ini sikap kesatria dan beretika. TNI menunjukkan sikap yang baik bahwa buronan tak bersenjata tidak boleh disakiti," ujar Habib, yang dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, dalam etika peperangan sikap TNI ini sangat elegan dan proporsional.
Belakangan ini terjadi dikotomi tentang pelibatan TNI dalam operasi penanggulangan teror. Sebagian kalangan menilai itu adalah ranah polisi sebagai langkah penegakan hukum karena teror pada bisa digolongkan sebagai pelanggaran hukum pidana.
Sementara pihak lain menyatakan, teroris dan jaringan teror membahayakan kepentingan nasional dan keutuhan negara kesatuan Indonesia. Tidak jarang teroris memiliki kemampuan paramiliter dan mendapat pelatihan militer sebelum beraksi.
Mereka juga mampu beroperasi anti gerilya dan menggalang massa, sehingga tepat TNI bergerak membasmi mereka.
Pada Sabtu pagi ini, Delima, ditangkap Batalion Infantri 515/Raider Kostrad, bagian dari Satuan Tugas Operasi Tinombala. Delima diringkus di hutan Tambarana, Poso.
"Salut untuk Kostrad, karena istri Santoso bukan kombatan. Dia sebenarnya juga korban, dia terjebak dalam situasi yang sulit dan putus asa, sehingga wajar kalau memilih keluar ke pinggiran hutan," ujar Habib.
Dia menduga, setelah Delima ditangkap, 16 anggota lain jaringan Santoso segera menyerahkan diri.
Setelah itu, dia katakan, Delima hendaknya dijaga perempuan personel TNI atau Kepolisian Indonesia.
"Bagaimanapun dia muslimah, alangkah baiknya dikawal petugas wanita. Hal ini juga akan mengurangi resistensi dan kebencian dari simpatisan kelompok ini di luar Poso, sebab saat ini di sosial media sudah muncul glorifikasi, upaya menyanjung Santoso dan kelompoknya, jangan diberi amunisi baru," ujar Habib.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017