E-Retribusi Diuji Coba di Pasar Gede dan Gilingan
Kamis, 4 Agustus 2016 16:37 WIB
Sejumlah turis asing asal Belanda mengunjungi Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Maulana Surya/aww/16.
Solo, Antara Jateng - Pemerintah Kota Surakarta akan melakukan uji coba penarikan retribusi secara elektronik (e-retribusi) di dua pasar yakni Pasar Gede dan Pasar Ngudi Rezeki Gilingan Solo mulai bulan September 2016.
"Mulai September 2016 untuk penarikan retribusi secara elektronik bisa dimulai, dan sekarang baru sosialisasi ke pedagang mengenai cara penerapannya, nanti yang melakukan itu dari Bank Tabungan Negara (BTN)," kata Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Pemkot Surakarta, Subagiyo, di Solo, Kamis.
Ia mengatakan ke depan pedagang tidak lagi membayar secara langsung lewat petugas penarik retribusi melainkan lewat sistem tersebut. Nantinya dana retribusi dari pedagang itu akan masuk ke rekening DPP lalu ke kas daerah.
Dikatakan lewat cara tersebut akan efisien waktu dan mempermudah dalam pengelolaan keuangan bahkan terlihat transparan. "Nanti petugas bank datang dengan membawa alat bukan lagi penarik retribusi. Pastinya akan efisin waktu dan mempermudah dalam pengelolaan keuangan, nantinya masuk ke kasda".
Subagiyo mengatakan hal tersebut juga untuk mengantisipasi tindak korupsi atau kebocoran anggaran dan menjaga aset keuangan Pemkot Surakarta. Untuk sementara hanya dua pasar dulu yang diterapkan, yakni Pasar Gede dan Pasar Gilingan sedangkan ke depan diharapkan di semua pasar di Solo.
Kepala Digital Banking Divisioan BTN Pusat, Dopo Lastiyono, mengatakan melalui e-retribusi maka semua transaksi akan tercatat dalam sistem yang ada. Jadi tidak cash lagi bayarnya lewat petugas penarik retribusi tapi ke petugas bank dengan membawa alat.
"Ya untuk sistemnya itu pedagang membuat rekening dulu di BTN lalu dapat kartu semacam ATM, jadi petugas datang itu tinggal gesek saja. Nanti langsung masuk ke rekening pemkot, semua data akan tercatat dan perubahan mekanisme saja," katanya.
Ia mengatakan nanti juga akan tahu siapa pedagang yang membayar, belum membayar atau menunggak retribusi. Bahkan pemkot pun tidak perlu menghitung dan itu butuh waktu tidak sedikit, tinggal melihat buku tabungan saja.
Dikatakan pedagang akan difasilitasi tidak perlu datang ke bank untuk mendaftar atau melakukan pembayaran tapi cukup di pasar karena nanti akan membuat bank di pasar.
"Jadi tidak ada yang terlewatkan pembayarannya. Rencana mobil keliling ini akan diluncurkan 10 Agustus nanti," katanya.
"Mulai September 2016 untuk penarikan retribusi secara elektronik bisa dimulai, dan sekarang baru sosialisasi ke pedagang mengenai cara penerapannya, nanti yang melakukan itu dari Bank Tabungan Negara (BTN)," kata Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Pemkot Surakarta, Subagiyo, di Solo, Kamis.
Ia mengatakan ke depan pedagang tidak lagi membayar secara langsung lewat petugas penarik retribusi melainkan lewat sistem tersebut. Nantinya dana retribusi dari pedagang itu akan masuk ke rekening DPP lalu ke kas daerah.
Dikatakan lewat cara tersebut akan efisien waktu dan mempermudah dalam pengelolaan keuangan bahkan terlihat transparan. "Nanti petugas bank datang dengan membawa alat bukan lagi penarik retribusi. Pastinya akan efisin waktu dan mempermudah dalam pengelolaan keuangan, nantinya masuk ke kasda".
Subagiyo mengatakan hal tersebut juga untuk mengantisipasi tindak korupsi atau kebocoran anggaran dan menjaga aset keuangan Pemkot Surakarta. Untuk sementara hanya dua pasar dulu yang diterapkan, yakni Pasar Gede dan Pasar Gilingan sedangkan ke depan diharapkan di semua pasar di Solo.
Kepala Digital Banking Divisioan BTN Pusat, Dopo Lastiyono, mengatakan melalui e-retribusi maka semua transaksi akan tercatat dalam sistem yang ada. Jadi tidak cash lagi bayarnya lewat petugas penarik retribusi tapi ke petugas bank dengan membawa alat.
"Ya untuk sistemnya itu pedagang membuat rekening dulu di BTN lalu dapat kartu semacam ATM, jadi petugas datang itu tinggal gesek saja. Nanti langsung masuk ke rekening pemkot, semua data akan tercatat dan perubahan mekanisme saja," katanya.
Ia mengatakan nanti juga akan tahu siapa pedagang yang membayar, belum membayar atau menunggak retribusi. Bahkan pemkot pun tidak perlu menghitung dan itu butuh waktu tidak sedikit, tinggal melihat buku tabungan saja.
Dikatakan pedagang akan difasilitasi tidak perlu datang ke bank untuk mendaftar atau melakukan pembayaran tapi cukup di pasar karena nanti akan membuat bank di pasar.
"Jadi tidak ada yang terlewatkan pembayarannya. Rencana mobil keliling ini akan diluncurkan 10 Agustus nanti," katanya.
Pewarta : Joko Widodo
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Lolos 8 besar, Pemkot Tegal diuji petik penilai Anugerah Layanan Investasi
05 October 2023 18:52 WIB, 2023
Dinkes Jateng periksa sampel makanan pemicu keracunan siswa di Kudus
13 February 2023 20:31 WIB, 2023
Mahfud MD: Keberagaman kita diuji intoleransi dan pemaksaan kehendak
17 November 2021 16:30 WIB, 2021
Anggota MPR RI sebut persatuan dan kerukunan bangsa Indonesia sedang diuji
07 December 2020 16:07 WIB, 2020
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB