Perundingan Damai Yaman di Kuwait Tak Buahkan Hasil
Minggu, 7 Agustus 2016 12:38 WIB
Sejumlah pria bersenjata memenuhi bagian belakang sebuah truk untuk mengikuti aksi yang diadakan oleh pendukung pemberontak Houthi dan mantan presiden Ali Abdullah Saleh merayakan perjanjian yang dicapai Saleh dan Houthi untuk membentuk dewan politik
Kuwait City, Antara Jateng - Utusan khusus PBB untuk Yaman mengumumkan perundingan damai pada Sabtu (6/8) berakhir tanpa membuahkan terobosan, tetapi mengatakan bahwa putaran negosiasi baru akan dimulai sebulan lagi.
"Kami akan meninggalkan Kuwait hari ini tetapi perundingan damai Yaman terus berlanjut," ujar Ismail Ould Cheikh Ahmed dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip AFP.
Dia mengatakan dirinya akan menggelar konsultasi bilateral dengan kedua delegasi dalam beberapa pekan untuk menyusun detail rencana damai.
Dia juga mengatakan bahwa kedua belah pihak berkomitmen untuk melanjutkan "perundingan langsung dalam sebulan di tempat yang akan disepakati."
Ould Cheikh Ahmed mengatakan bahwa Kuwait kemungkinan masih menjadi lokasi digelarnya perundingan mendatang.
"Kami mendapat kepastian dan komitmen dari kedua belah pihak bahwa mereka siap kembali ke meja negosiasi," katanya.
Meski perundingan yang dimulai pada 21 April tidak membuahkan hasil, Ould Cheikh Ahmed menolak mengatakan bahwa proses perundingan itu gagal.
"Pada kenyataannya, kami belum gagal. Kami yakin perundingan Kuwait membuat kemajuan besar," katanya tanpa memberi rincian lebih lanjut. (kn)
"Kami akan meninggalkan Kuwait hari ini tetapi perundingan damai Yaman terus berlanjut," ujar Ismail Ould Cheikh Ahmed dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip AFP.
Dia mengatakan dirinya akan menggelar konsultasi bilateral dengan kedua delegasi dalam beberapa pekan untuk menyusun detail rencana damai.
Dia juga mengatakan bahwa kedua belah pihak berkomitmen untuk melanjutkan "perundingan langsung dalam sebulan di tempat yang akan disepakati."
Ould Cheikh Ahmed mengatakan bahwa Kuwait kemungkinan masih menjadi lokasi digelarnya perundingan mendatang.
"Kami mendapat kepastian dan komitmen dari kedua belah pihak bahwa mereka siap kembali ke meja negosiasi," katanya.
Meski perundingan yang dimulai pada 21 April tidak membuahkan hasil, Ould Cheikh Ahmed menolak mengatakan bahwa proses perundingan itu gagal.
"Pada kenyataannya, kami belum gagal. Kami yakin perundingan Kuwait membuat kemajuan besar," katanya tanpa memberi rincian lebih lanjut. (kn)
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017