Hidayat Nur Wahid: Santri jangan Takut Menatap Masa Depan
Selasa, 30 Agustus 2016 16:10 WIB
Hidayat Nur Wahid usai menyampaikan tausiyah kepada para santri yang di Pondok Pesantren Terpadu Daarul Fikri di Telaga Murni, Cikarang Barat, Bekasi Jawa Barat, Selasa (30/8/2016). (MPR)
Jakarta Antara Jateng - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa pesantren telah membekali para santri menatap masa depan oleh sebab itu para santri sebaiknya tidak melupakan pelajaran di pondok pesantren.
"Sekarang ini era globalisasi. Dalam era ini terjadi kompetisi. Siapa yang berkualitas dan siap, dia yang akan unggul. Pesantren telah memberi bekal. Jangan takut menatap masa depan," kata Hidayat Nur Wahid saat menyampaikan tausiyah kepada para santri yang telah menghafal al Qur'an 30 juz dan santri yang akan berangkat ke Sudan di Pondok Pesantren Terpadu Daarul Fikri di Telaga Murni, Cikarang Barat, Bekasi Jawa Barat, Selasa (30/8/2016).
Sebanyak 30 santri akan berangkat ke Sudan. Tasyakuran dihadiri KH Dr Ahsin Sano Muhammad (pendiri perhimpunan tahfiz al Qur'an internasional), H. Muhammad Dahlan (Ketua Dewan Pembina Yayasan Qobasat Annur), ustadz Ahmad Husein Dahlan (pengasuh pesantren terpadu Daarul Fikri).
Menurut Hidayat Nur Wahid, pengetahuan di pesantren dan menghafal Al Qur'an sudah bisa menjadi modal untuk kebangkitan dan sukses. "Sekarang ini sudah tidak ada barrier (penghalang). Semua bisa dicapai. Jangan merasa pesantren tidak berguna. Pesantren tetap dan bisa berperan karena pesantren menghasilkan sumber daya manusia yang unggul," kata politisi PKS ini.
Hidayat mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. "Tapi yang sering dilupakan Indonesia adalah negara dengan sekolah Islam terbanyak di dunia, seperti madrasah dan pesantren. Perguruan tinggi Islam di Indonesia lebih banyak dibandingkan Arab. Karena itu Indonesia adalah negeri dengan potensi yang luar biasa. Potensi besar ini bisa dimaksimalkan," ungkapnya.
Kepada santri yang akan ke Sudan, Hidayat meminta untuk memaksimalkan waktu belajar dan tidak membuang waktu, bergaul dan berkomunikasi dengan pelajar dari negara lain. "Sistem pendidikan di Sudan yang bagus membuat santri serius belajar. Ini menjadi kesempatan luar biasa untuk memaksimalkan kemampuan bahasa Arab," ujarnya.
"Sekarang ini era globalisasi. Dalam era ini terjadi kompetisi. Siapa yang berkualitas dan siap, dia yang akan unggul. Pesantren telah memberi bekal. Jangan takut menatap masa depan," kata Hidayat Nur Wahid saat menyampaikan tausiyah kepada para santri yang telah menghafal al Qur'an 30 juz dan santri yang akan berangkat ke Sudan di Pondok Pesantren Terpadu Daarul Fikri di Telaga Murni, Cikarang Barat, Bekasi Jawa Barat, Selasa (30/8/2016).
Sebanyak 30 santri akan berangkat ke Sudan. Tasyakuran dihadiri KH Dr Ahsin Sano Muhammad (pendiri perhimpunan tahfiz al Qur'an internasional), H. Muhammad Dahlan (Ketua Dewan Pembina Yayasan Qobasat Annur), ustadz Ahmad Husein Dahlan (pengasuh pesantren terpadu Daarul Fikri).
Menurut Hidayat Nur Wahid, pengetahuan di pesantren dan menghafal Al Qur'an sudah bisa menjadi modal untuk kebangkitan dan sukses. "Sekarang ini sudah tidak ada barrier (penghalang). Semua bisa dicapai. Jangan merasa pesantren tidak berguna. Pesantren tetap dan bisa berperan karena pesantren menghasilkan sumber daya manusia yang unggul," kata politisi PKS ini.
Hidayat mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. "Tapi yang sering dilupakan Indonesia adalah negara dengan sekolah Islam terbanyak di dunia, seperti madrasah dan pesantren. Perguruan tinggi Islam di Indonesia lebih banyak dibandingkan Arab. Karena itu Indonesia adalah negeri dengan potensi yang luar biasa. Potensi besar ini bisa dimaksimalkan," ungkapnya.
Kepada santri yang akan ke Sudan, Hidayat meminta untuk memaksimalkan waktu belajar dan tidak membuang waktu, bergaul dan berkomunikasi dengan pelajar dari negara lain. "Sistem pendidikan di Sudan yang bagus membuat santri serius belajar. Ini menjadi kesempatan luar biasa untuk memaksimalkan kemampuan bahasa Arab," ujarnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017