Indonesia Mesti Contoh Filipina yang Tegas Berantas Narkoba
Jumat, 9 September 2016 18:31 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Reuters)
Medan Antara Jateng - Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) mengharapkan Indonesia mencontoh ketegasan pemerintah Filipina dalam memberantas peredaran narkotika.
"Kebijakan yang dilakukan negara Filipina menembak mati pengedar narkoba patut ditiru oleh Pemerintah Indonesia, untuk dapat meminimalisir penyeludupan narkoba di tanah air ini," kata Ketua DPD Granat Sumatera Utara Hamdani Harahap di Medan, Jumat.
Menurut dia, karena saat ini Indonesia dinyatakan darurat narkoba, maka untuk menyelamatkan negara dari kehancuran, maka Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN) harus tegas dan tidak ragu-ragu.
"Dalam menuntaskan kasus peredaran dan penyelundupan narkoba di Indonesia, aparat keamanan harus bersikap tegas bagi pelaku yang melanggar hukum," ujar Hamdani.
Menurut dia, pemerintah Indonesia tidak perlu mengasihani pelaku kejahatan narkoba karena perbuatan mereka yang telah banyak merusak generasi muda harapan bangsa.
"Kita tidak ingin Indonesia dijadikan sebagai tempat transit dan sekaligus pasar peredaran narkoba di Asia Tenggara," kata dia.
Hamdani mengatakan, aparat keamanan harus memulihkan Indonesia yang sudah dalam kondisi darurat narkoba di mana ada sekitar 5 juta penyalahguna narkoba dan 40-50 orang per hari mati karena penyalahgunaan obat terlarang ini. Selain itu negara juga merugi Rp63,1 triliun akibat operasi 60 jaringan narkoba di Indonesia.
"Kebijakan yang dilakukan negara Filipina menembak mati pengedar narkoba patut ditiru oleh Pemerintah Indonesia, untuk dapat meminimalisir penyeludupan narkoba di tanah air ini," kata Ketua DPD Granat Sumatera Utara Hamdani Harahap di Medan, Jumat.
Menurut dia, karena saat ini Indonesia dinyatakan darurat narkoba, maka untuk menyelamatkan negara dari kehancuran, maka Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN) harus tegas dan tidak ragu-ragu.
"Dalam menuntaskan kasus peredaran dan penyelundupan narkoba di Indonesia, aparat keamanan harus bersikap tegas bagi pelaku yang melanggar hukum," ujar Hamdani.
Menurut dia, pemerintah Indonesia tidak perlu mengasihani pelaku kejahatan narkoba karena perbuatan mereka yang telah banyak merusak generasi muda harapan bangsa.
"Kita tidak ingin Indonesia dijadikan sebagai tempat transit dan sekaligus pasar peredaran narkoba di Asia Tenggara," kata dia.
Hamdani mengatakan, aparat keamanan harus memulihkan Indonesia yang sudah dalam kondisi darurat narkoba di mana ada sekitar 5 juta penyalahguna narkoba dan 40-50 orang per hari mati karena penyalahgunaan obat terlarang ini. Selain itu negara juga merugi Rp63,1 triliun akibat operasi 60 jaringan narkoba di Indonesia.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Presiden Jokowi tekankan pencegahan penularan COVID-19 mesti diutamakan
26 September 2020 11:53 WIB, 2020
Menurut Pochettino, Mou Mesti Diberi Waktu untuk Sukses di Manchester United
17 November 2016 19:09 WIB, 2016
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017