Anggota DPR harap Presiden Mengkaji Ulang Jika ingin Mengangkat Kembali Archandra
Senin, 12 September 2016 17:55 WIB
ILUSTRASI (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)
Jakarta Antara Jateng - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta mengkaji ulang mengangkat kembali mantan menteri khususnya Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Dalam kasus Arcandra, saya harap Presiden harus kaji ulang jika ingin mengangkatnya kembali menjadi Menteri ESDM," kata Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni di sela pemotongan hewan kurban di kawasan Kebun Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.
Menurut dia, sejak kasus Arcandra mencuat, banyak masyarakat yang mempertanyakan ketidakjujurannya terkait status kewarganegaraannya.
Padahal, jika mau berkata jujur, seharusnya Arcandra bisa menyelesaikan masalah kewarganegaraannya dahulu, baru menerima jabatan menteri.
Oleh karena itu, lanjut politikus Partai NasDem ini, semua yang sudah dilakukan Arcandra tentunya berkaitan dengan integritas yang bersangkutan. Terlebih, masyarakat sudah melihat ada ketidakberesan yang sejak awal dipertontonkan.
"Sangat berbahaya bagi integritas bangsa. Jangan sampai seperti stand up comedy, naik turun, naik lagi. Walaupun hebat, pintar, luar biasa tetapi ini menyangkut integritas. Sejak awal sudah ada ketidakjujuran," papar Sahroni.
Jika Presiden tetap memilih Arcandra, maka masyarakat juga akan melihat kesalahan atau "blunder" yang kedua kali yang dilakukan. Kondisi ini dinilainya kurang baik bagi tingkat kepercayaan masyarakat.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menjelaskan dirinya masih melakukan pertimbangan mengenai Arcandra Tahar untuk kembali menjabat sebagai Menteri ESDM.
"Sampai saat ini saya akan melihat dulu masalah yang berkaitan dengan kewarganegaraan, prosesnya," kata Jokowi di Serang, Banten, Minggu (11/9).
Presiden mengatakan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly telah melaporkan dalam bentuk surat mengenai status kewarganegaraan Arcandra.
Kepala Negara juga menjelaskan pihaknya belum memanggil Arcandra kembali.
"Jadi saya belum melihat secara detail prosesnya seperti apa. Pak Arcandra pun belum saya panggil sampai saat ini," ujar Presiden.
"Dalam kasus Arcandra, saya harap Presiden harus kaji ulang jika ingin mengangkatnya kembali menjadi Menteri ESDM," kata Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni di sela pemotongan hewan kurban di kawasan Kebun Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.
Menurut dia, sejak kasus Arcandra mencuat, banyak masyarakat yang mempertanyakan ketidakjujurannya terkait status kewarganegaraannya.
Padahal, jika mau berkata jujur, seharusnya Arcandra bisa menyelesaikan masalah kewarganegaraannya dahulu, baru menerima jabatan menteri.
Oleh karena itu, lanjut politikus Partai NasDem ini, semua yang sudah dilakukan Arcandra tentunya berkaitan dengan integritas yang bersangkutan. Terlebih, masyarakat sudah melihat ada ketidakberesan yang sejak awal dipertontonkan.
"Sangat berbahaya bagi integritas bangsa. Jangan sampai seperti stand up comedy, naik turun, naik lagi. Walaupun hebat, pintar, luar biasa tetapi ini menyangkut integritas. Sejak awal sudah ada ketidakjujuran," papar Sahroni.
Jika Presiden tetap memilih Arcandra, maka masyarakat juga akan melihat kesalahan atau "blunder" yang kedua kali yang dilakukan. Kondisi ini dinilainya kurang baik bagi tingkat kepercayaan masyarakat.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menjelaskan dirinya masih melakukan pertimbangan mengenai Arcandra Tahar untuk kembali menjabat sebagai Menteri ESDM.
"Sampai saat ini saya akan melihat dulu masalah yang berkaitan dengan kewarganegaraan, prosesnya," kata Jokowi di Serang, Banten, Minggu (11/9).
Presiden mengatakan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly telah melaporkan dalam bentuk surat mengenai status kewarganegaraan Arcandra.
Kepala Negara juga menjelaskan pihaknya belum memanggil Arcandra kembali.
"Jadi saya belum melihat secara detail prosesnya seperti apa. Pak Arcandra pun belum saya panggil sampai saat ini," ujar Presiden.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017