Pemerintah Turki Resmi Minta AS Tangkap Fethullah Gulen
Rabu, 14 September 2016 6:23 WIB
Ulama yang berbasis di Amerika Serikat Fethullah Gulen. (REUTERS/Greg Savoy/Reuters TV)
Istambul, Turki, Antara Jateng - Pemerintah Turki mengajukan permohonan resmi kepada Amerika Serikat untuk menangkap ulama Turki, yang tinggal di AS, Fethullah Gulen dengan tuduhan mendalangi kudeta militer gagal pada 15 Juli, kata lembaga penyiaran Turki NTV seperti dikutip Reuters, Selasa.
Turki menuding beberapa anggota gerakan keagamaan Gulen melakukan pemberontakan gagal dua bulan lalu saat tentara pembangkang menyita sejumlah tank dan pesawat tempur, membombardir parlemen, dan menguasai jembatan dalam upaya mengambil alih kekuasaan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan membicarakan soal itu dengan Presiden AS Barack Obama di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Negara Kelompok 20 di China awal bulan ini.
Pejabat tinggi pemerintahan AS menyatakan bahwa saat itu, Obama memberikan penjelasan kepada Erdogan bahwa keputusan itu bisa menjadi keputusan hukum, bukan politis.
NTV melaporkan bahwa Kementerian Kehakiman Turki memerintahkan penangkapan Gulen karena dia memerintah dan memimpin upaya pemberontakan.
Gulen, yang tinggal di pengasingannya di negara bagian Pennsylvania, AS, sejak 1999 menampik tuduhan terlibat dalam upaya kudeta itu.
Erdogan menyatakan Washington tidak punya alasan untuk melindungi Gulen, mantan sekutu Erdogan yang menurut sejumlah pejabat Turki membangun jaringan pengikut selama beberapa dasawarsa di tubuh pasukan angkatan darat dan kantor pelayanan umum untuk mengambilalih Turki.
Setiap upaya penangkapan Gulen bisa menjadi langkah pertama menuju ekstradisi, namun para pengacara mengatakan bahwa proses itu membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Bahkan, ketika disetujui hakim, permintaan ekstradisi masih harus diajukan kepada Kementerian Luar Negeri AS, yang bisa mempertimbangkan unsur di luar hukum, seperti, alasan kemanusiaan.
Turki menuding beberapa anggota gerakan keagamaan Gulen melakukan pemberontakan gagal dua bulan lalu saat tentara pembangkang menyita sejumlah tank dan pesawat tempur, membombardir parlemen, dan menguasai jembatan dalam upaya mengambil alih kekuasaan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan membicarakan soal itu dengan Presiden AS Barack Obama di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Negara Kelompok 20 di China awal bulan ini.
Pejabat tinggi pemerintahan AS menyatakan bahwa saat itu, Obama memberikan penjelasan kepada Erdogan bahwa keputusan itu bisa menjadi keputusan hukum, bukan politis.
NTV melaporkan bahwa Kementerian Kehakiman Turki memerintahkan penangkapan Gulen karena dia memerintah dan memimpin upaya pemberontakan.
Gulen, yang tinggal di pengasingannya di negara bagian Pennsylvania, AS, sejak 1999 menampik tuduhan terlibat dalam upaya kudeta itu.
Erdogan menyatakan Washington tidak punya alasan untuk melindungi Gulen, mantan sekutu Erdogan yang menurut sejumlah pejabat Turki membangun jaringan pengikut selama beberapa dasawarsa di tubuh pasukan angkatan darat dan kantor pelayanan umum untuk mengambilalih Turki.
Setiap upaya penangkapan Gulen bisa menjadi langkah pertama menuju ekstradisi, namun para pengacara mengatakan bahwa proses itu membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Bahkan, ketika disetujui hakim, permintaan ekstradisi masih harus diajukan kepada Kementerian Luar Negeri AS, yang bisa mempertimbangkan unsur di luar hukum, seperti, alasan kemanusiaan.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dwiyoko kalah dramatis di perempat final Para Badminton International
09 September 2023 7:00 WIB, 2023
Pengusaha asal Kota Batman lirik potensi investasi di Kota Pekalongan
21 February 2023 16:20 WIB, 2023
Pemprov Jateng siapkan bantuan untuk korban gempa di Turki dan Suriah
09 February 2023 12:24 WIB, 2023
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017