Damaskus, Antara Jateng- Kementerian Luar Negeri Suriah pada Sabtu (17/9) menuduh kelompok gerilyawan menjadi penyebab tertundanya pengiriman bantuan ke bagian timur Kota Aleppo di Suriah Utara.

Gerilyawan, kata kementerian tersebut --yang dikutip kantor berita resmi Suriah, SANA, menimbulkan ancaman bagi jalan raya yang akan digunakan rombongan pengirim bantuan ke Aleppo.

Kementerian itu menyatakan Pemerintah Suriah telah melakukan semua upaya untuk memfasilitasi rombongan bantuan memasuki bagian timur Aleppo, yang dikuasai gerilyawan. Pemerintah Suriah belum menerima jaminan apa pun mengenai keamanan jalan raya tersebut, ujar kementerian.

Gerilyawan bersenjata masih menembaki Jalan Raya Castello dan jalan di dekatnya, kata kementerian itu, sebagaimana diberitakan Xinhua. Ditambahkannya, pemerintah juga mendirikan pos depan untuk Bulan Sabit Merah Suriah, sebagai bagian dari upayanya memfasilitasi aliran bantuan.

"Kelompok gerilyawan bersenjata belum mundur dari jalan raya tersebut, tapi malah sebaliknya, mereka masih melakukan perbuatan provokatif yang berbahaya," kata kementerian itu.

Pada Kamis (15/9), militer Suriah mulai menarik peralatan berat militer dari Jalan Raya Castello, sebagai bagian dari kesepakatan yang diperantarai Amerika-Rusia untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur.

Menurut kesepakatan tersebut, yang belum sepenuhnya diungkapkan, gerilyawan juga dijadwalkan mundur guna membuat Castello jadi jalan kemanusiaan di bawah pengawasan pasukan Rusia.

Namun, gerilyawan tidak meninggalkan posisi mereka dan mengatakan mereka tak ingin bantuan diperiksa oleh tentara Rusia atau Pemerintah Suriah. Gerilyawan beberapa kali menembaki jalan itu dan menyerang satu posisi militer Suriah, yang segera membuat militer Suriah membawa kembali peralatannya ke Castello.

Pengiriman bantuan tersebut adalah langkah kedua dari kesepakatan Rusia-AS, yang dimulai dengan gencatan senjata goyah pada Senin lalu (12/9).

Gencatan senjata itu menghasilkan ketenangan yang relatif buat Suriah, terutama di Aleppo, kendati kenyataannya Pemerintah Suriah dan Rusia telah menghitung puluhan pelanggaran oleh gerilyawan.

Dua bulan lalu, militer Suriah merebut Castello, dan melakukan pengepungan atas daerah yang dikuasai gerilyawan di Kota Aleppo.

Sekarang, uaya internasional dilancarkan untuk menyelesaikan masalah pengiriman bantuan.