BPJS Ketenagakerjaan Berikan Pelatihan dan Sertifikasi Pekerja Konstruksi
Selasa, 27 September 2016 16:43 WIB
Kepala Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Kepala Urusan Perluasan Peserta BPU (Bukan Penerima Upah), dan Kepala Urusan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BPJS Ketenagakerjaan didampingi Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Surakarta dan PPTKI be
Semarang, Antara Jateng - BPJS Ketenagakerjaan terus memberikan nilai lebih bagi para peserta di antaranya dengan menggandeng Perkumpulan Paguyuban Tukang Konstruksi Indonesia (PPTKI) memberikan pelatihan dan sertifikasi pekerja konstruksi.
Kegiatan pelatihan berlangsung empat hari, 26-29 September 2016 dan terbagi di dua lokasi yakni di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen dengan total peserta sebanyak 160 orang.
Kepala Urusan Perluasan Peserta BPU (Bukan Penerima Upah) BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat Novias Dewo Santoso mengatakan kegiatan pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan keahlian pekerja konstruksi di wilayah Jateng.
"BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan dari risiko kecelakaan kerja ataupun resiko kematian, sehingga dengan begitu pekerja bisa tenang bekerja dan mampu menghasikan kualitas konstruksi yang baik," katanya.
Kegiatan yang dilaksanakan bersama BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta tersebut memberikan wawasan lebih mengenai jaminan perlindungan keselamatan bagi para pekerja konstruksi, karena selama ini masih banyak yang belum mengetahui pentingnya jaminan sosial bagi pekerja dengan risiko kecelakaan kerja.
Perwakilan PPTKI Jawa Tengah menyampaikan tujuan dari kegiatan sertifikasi bagi tenaga kerja konstruksi (mandor dan tukang) baik anggota PPTKI maupun yang belum menjadi anggota PPTKI tersebut yakni memberikan bekal sertifikat kompetensi, sehingga para pekerja mampu menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Mayoritas para anggota PPTKI belum memiliki sertifikat kompetensi karena mahalnya biaya sertifikasi bagi para tukang dan mandor, serta kurangnya pengetahuan tentang prosedur dan proses pengurusan sertifikat kompetensi.
Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Maulana Zulfikar menyebutkan bahwa jumlah peserta dari sektor jasa konstruksi sebanyak 80 ribu lebih tenaga kerja, dengan 613 jumlah proyek. Sementara peserta bukan penerima upah (BPU) aktif hingga Agustus 2016 sebanyak 5.048 pekerja.
"Sedangkan jumlah peserta formal/penerima upah tercatat 199.436 pekerja aktif dengan total perusahaan/badan usaha yang terdaftar 3.793 perusahaan. Oleh karena itu, kami berharap kegiatan pelatihan dan sosialisasi ini juga dapat mendorong terdaftarnya anggota PPTKI menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," demikian Maulana.
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, dan Kota Surakarta terus berupaya melakukan peningkatan jumlah kepesertaan tenaga kerja tahun 2016 melalui sosialisasi kepada para tenaga kerja, baik formal maupun informal, termasuk kepada tenaga kerja jasa konstruksi.
Kegiatan pelatihan berlangsung empat hari, 26-29 September 2016 dan terbagi di dua lokasi yakni di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen dengan total peserta sebanyak 160 orang.
Kepala Urusan Perluasan Peserta BPU (Bukan Penerima Upah) BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat Novias Dewo Santoso mengatakan kegiatan pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan dan keahlian pekerja konstruksi di wilayah Jateng.
"BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan dari risiko kecelakaan kerja ataupun resiko kematian, sehingga dengan begitu pekerja bisa tenang bekerja dan mampu menghasikan kualitas konstruksi yang baik," katanya.
Kegiatan yang dilaksanakan bersama BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta tersebut memberikan wawasan lebih mengenai jaminan perlindungan keselamatan bagi para pekerja konstruksi, karena selama ini masih banyak yang belum mengetahui pentingnya jaminan sosial bagi pekerja dengan risiko kecelakaan kerja.
Perwakilan PPTKI Jawa Tengah menyampaikan tujuan dari kegiatan sertifikasi bagi tenaga kerja konstruksi (mandor dan tukang) baik anggota PPTKI maupun yang belum menjadi anggota PPTKI tersebut yakni memberikan bekal sertifikat kompetensi, sehingga para pekerja mampu menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Mayoritas para anggota PPTKI belum memiliki sertifikat kompetensi karena mahalnya biaya sertifikasi bagi para tukang dan mandor, serta kurangnya pengetahuan tentang prosedur dan proses pengurusan sertifikat kompetensi.
Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Maulana Zulfikar menyebutkan bahwa jumlah peserta dari sektor jasa konstruksi sebanyak 80 ribu lebih tenaga kerja, dengan 613 jumlah proyek. Sementara peserta bukan penerima upah (BPU) aktif hingga Agustus 2016 sebanyak 5.048 pekerja.
"Sedangkan jumlah peserta formal/penerima upah tercatat 199.436 pekerja aktif dengan total perusahaan/badan usaha yang terdaftar 3.793 perusahaan. Oleh karena itu, kami berharap kegiatan pelatihan dan sosialisasi ini juga dapat mendorong terdaftarnya anggota PPTKI menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," demikian Maulana.
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, dan Kota Surakarta terus berupaya melakukan peningkatan jumlah kepesertaan tenaga kerja tahun 2016 melalui sosialisasi kepada para tenaga kerja, baik formal maupun informal, termasuk kepada tenaga kerja jasa konstruksi.
Pewarta : -
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPJS Ketenagakerjaan Jateng-DIY per Oktober 2024 salurkan klaim Rp5,4 triliun
14 November 2024 9:03 WIB
BPJS Ketenagakerjaan Semarang Majapahit sosialisasikan ePLKK kepada RS & Klinik
12 November 2024 14:53 WIB
BPJS Ketenagakerjaan: Pendaftaran Lomba Jurnalistik 2024 ditutup 15 November
01 November 2024 11:37 WIB
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Kadin: UMKM Kota Semarang Harus Naik Kelas Agar Mampu Bersaing di Tingkat Global
18 January 2017 7:32 WIB, 2017
BPJS Ketenagakerjaan Berikan Pelatihan dan Sertifikasi Pekerja Konstruksi
27 September 2016 16:43 WIB, 2016