Solo, Antara Jateng - Pasar Jongke, Solo yang sering kebanjiran akibat luapan air Sungai Jenes, sudah waktunya direvitalisasi, kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo.

"Ya kalau Sungai Jenes meluap, air bisa masuk ke dalam bangunan pasar. Posisi pasar memang agak ke bawah, mendekati bibir sungai," ungkap FX Hadi Rudyatmo di Solo, Rabu.

Ia mengatakan lantaran genangan air dinilai menganggu aktivitas jual beli maka Pemkot Surakarta kembali berencana merevitalisasi Pasar Jongke.

"Yang jelas lantai bawah harus ditinggikan, agar tidak lagi kebanjiran. Secara umum bentuk bangunannya juga akan diperbaiki seperti pasar tradisional lain, supaya lebih bersih dan nyaman," katanya.

FX Hadi Rudyatmo yang akrab dipanggil Rudy mengaku belum dapat memprediksi kebutuhan anggaran revitalisasi Pasar Jongke tersebut. Namun dipastikan, Pemkot Surakarta tetap berupaya merevitalisasi pasar yang berdiri di lahan seluas 12.250 meter persegi itu.

"Ya kalau tahun depan pom bensin di sebelah barat pasar sudah tidak dioperasikan lagi, mungkin bisa digunakan sebagai pasar darurat," tegas Rudy.

Ia mengatakan rencana revitalisasi Pasar Jongke itu sebenarnya sudah sejak tahun 2013, tetapi Pemkot sampai sekarang belum bisa melaksanakan.

Selain terganjal pemanfaatan sebagian lahan pasar untuk stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), Pemkot Surakarta juga kesulitan menggaet investor yang bersedia mendanai revitalisasi pasar tersebut.

Pada 2014, Pemkot Surakarta memprediksi revitalisasi tersebut membutuhkan anggaran hampir Rp95 miliar.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Pemkot Surakarta Subagyo mengatakan revitalisasi Pasar Jongke sulit diwujudkan pada 2017 sebab Pemkot sudah menyusun prioritas revitalisasi pasar tradisional, yang meliputi revitalisasi Pasar Sangkrah, Pasar Jebres dan Pasar Rejosari.

"Ya kami baru bisa mengusulkan anggaran penyusunan 'Detail Engineering Design' (DED) revitalisasi Pasar Jongke, dalam pembahasan APBD Perubahan 2017. Kalau revitalisasi bisa direalisasikan, kemungkinan paling cepat 2018," katanya.