Pendeta Korsel Ditangkap karena Kasus Pemerkosaan Anak di Kamboja
Jumat, 21 Oktober 2016 13:06 WIB
- (Pixabay)
Phnom Penh, Antara Jateng - Polisi Kamboja menangkap seorang pendeta Korea Selatan (Korsel) dengan tuduhan memerkosa anak-anak perempuan yang tinggal di gerejanya yang berada di daerah wisata populer Siem Reap.
Pendeta berusia 62 tahun yang ditangkap Kamis (20/10) tersebut merupakan pemimpin gereja Kristen di Siem Reap, gerbang menuju reruntuhan kuil Angkor, menurut kepala divisi pemberantasan perdagangan manusia kepolisian, Duong Thavry.
Dalam enam tahun terakhir, menurut dia, pria Korea Selatan tersebut telah memerkosa sedikitnya delapan anak perempuan berusia antara 13 hingga 21 tahun.
"Setiap korban diperkosa berkali-kali dan semuanya tinggal di gereja," kata Dhuong Thavry kepada kantor berita AFP.
Menurut petugas, keluarga anak-anak perempuan itu tinggal di dekat gereja, tetapi pendeta tersebut meyakinkan mereka bahwa anak-anak lebih baik tinggal di dalam gereja.
Pendeta yang diidentifikasi bernama Park Youl tersebut diduga meyakinkan para korban bahwa ia secara finansial akan mendukung keluarga mereka sebagai imbalan untuk seks dan memberi beberapa di antaranya sepeda motor.
"Kami mendakwanya dengan pembelian layanan seks anak," kata Duong Thavry.
Para korban kini berada di tempat aman menurut pernyataan Action Pour Les Enfants (APLE), organisasi non-pemerintah yang memburu para paedofil dan melaporkan kasus-kasus semacam itu ke kepolisian.
Kamboja pada 2013 meluncurkan program untuk mengubah reputasi negara tersebut sebagai surga paedofil asing.
Puluhan warga negara asing dijebloskan ke penjara karena kejahatan seksual terhadap anak atau dideportasi untuk diadili di negara masing-masing.
Namun para pengampanye mengatakan hukumannya terlalu pendek dan banyak paedofil asing menjalankan operasi mereka dengan impunitas
Pendeta berusia 62 tahun yang ditangkap Kamis (20/10) tersebut merupakan pemimpin gereja Kristen di Siem Reap, gerbang menuju reruntuhan kuil Angkor, menurut kepala divisi pemberantasan perdagangan manusia kepolisian, Duong Thavry.
Dalam enam tahun terakhir, menurut dia, pria Korea Selatan tersebut telah memerkosa sedikitnya delapan anak perempuan berusia antara 13 hingga 21 tahun.
"Setiap korban diperkosa berkali-kali dan semuanya tinggal di gereja," kata Dhuong Thavry kepada kantor berita AFP.
Menurut petugas, keluarga anak-anak perempuan itu tinggal di dekat gereja, tetapi pendeta tersebut meyakinkan mereka bahwa anak-anak lebih baik tinggal di dalam gereja.
Pendeta yang diidentifikasi bernama Park Youl tersebut diduga meyakinkan para korban bahwa ia secara finansial akan mendukung keluarga mereka sebagai imbalan untuk seks dan memberi beberapa di antaranya sepeda motor.
"Kami mendakwanya dengan pembelian layanan seks anak," kata Duong Thavry.
Para korban kini berada di tempat aman menurut pernyataan Action Pour Les Enfants (APLE), organisasi non-pemerintah yang memburu para paedofil dan melaporkan kasus-kasus semacam itu ke kepolisian.
Kamboja pada 2013 meluncurkan program untuk mengubah reputasi negara tersebut sebagai surga paedofil asing.
Puluhan warga negara asing dijebloskan ke penjara karena kejahatan seksual terhadap anak atau dideportasi untuk diadili di negara masing-masing.
Namun para pengampanye mengatakan hukumannya terlalu pendek dan banyak paedofil asing menjalankan operasi mereka dengan impunitas
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pemkot Semarang lanjutkan kerja sama pengelolaan air bersih dengan Korsel
18 October 2023 9:35 WIB, 2023
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017