Peluang Menang Hillary Clinton Dirampok Oleh Direktur FBI?
Minggu, 13 November 2016 13:41 WIB
Hillary Clinton (REUTERS/Jason Miczek)
New York/Washington, Antara Jateng- Hillary Clinton mengambinghitamkan Direktur FBI James Comey atas kekalahan mengejutkannya pada Pilpres Selasa lalu dalam sebuah telekonferensi, kata dua penyandang dana utama kampanye Hillary dalam telekonferensi itu kepada Reuters.
Hillary sebelumnya diproyeksikan memenangi Pemilu AS, namun calon dari Partai Republik Donald Trump yang justru menang. Hillary tetap tampil low profile setelah menyampaikan pidato pengakuan kalahnya kepada Trump.
Sabtu waktu AS Hillary berkata kepada para pendukungnya bahwa timnya telah merancang memo menyangkut opini publik sebelum pemungutan suara yang dikaitkan dengan surat dari Comey yang menjadi pembalikkan opini publik.
Hillary menilai keputusan Comey untuk mengumumkan penyelidikan terbaru atas emailnya telah menggerus dukungan kepada Hillary di negara bagian-negara bagian di barat tengah AS (Midwest), kata tiga orang yang familiar dengan telekonferensi itu.
Clinton kalah di Wisconsin yang adalah pertama kali sejak 1984 negara bagian ini memilih calon presiden dari kubu Republik. Kendati hasil akhir di Michigan belum bisa disimpulkan namun kemungkinan besar akan condong ke Republik. Padahal negara bagian ini terakhir kali memilih calon presiden dari Republik pada 1988.
Comey mengirimkan sebuah surat kepada Kongres beberapa hari sebelum pemungutan suara 8 November yang menyatakan dia akan menyelidiki kembali skandal email Hillary sewaktu menjadi menteri luar negeri AS dari 2009 sampai 2012.
Kendati Comey kemudian menyimpulkan Hillary ternyata tak bisa diadili karena kasus email barunya itu namun dampak politiknya terlanjur merusak citra Hillary.
Kepada para donor, Hillary menyatakan Trump menarik manfaat dari manuver Comey itu untuk dipakainya guna menyerang dia. Surat Comey juga mendorong para pendukung Trump memperluas hasutan bahwa Pemilu akan curang.
Memo itu menyebutkan bahwa akibat surat direktur FBI itu pemilih akhirnya lebih memilih Trump ketimbang Hillary, demikian Reuters.
Hillary sebelumnya diproyeksikan memenangi Pemilu AS, namun calon dari Partai Republik Donald Trump yang justru menang. Hillary tetap tampil low profile setelah menyampaikan pidato pengakuan kalahnya kepada Trump.
Sabtu waktu AS Hillary berkata kepada para pendukungnya bahwa timnya telah merancang memo menyangkut opini publik sebelum pemungutan suara yang dikaitkan dengan surat dari Comey yang menjadi pembalikkan opini publik.
Hillary menilai keputusan Comey untuk mengumumkan penyelidikan terbaru atas emailnya telah menggerus dukungan kepada Hillary di negara bagian-negara bagian di barat tengah AS (Midwest), kata tiga orang yang familiar dengan telekonferensi itu.
Clinton kalah di Wisconsin yang adalah pertama kali sejak 1984 negara bagian ini memilih calon presiden dari kubu Republik. Kendati hasil akhir di Michigan belum bisa disimpulkan namun kemungkinan besar akan condong ke Republik. Padahal negara bagian ini terakhir kali memilih calon presiden dari Republik pada 1988.
Comey mengirimkan sebuah surat kepada Kongres beberapa hari sebelum pemungutan suara 8 November yang menyatakan dia akan menyelidiki kembali skandal email Hillary sewaktu menjadi menteri luar negeri AS dari 2009 sampai 2012.
Kendati Comey kemudian menyimpulkan Hillary ternyata tak bisa diadili karena kasus email barunya itu namun dampak politiknya terlanjur merusak citra Hillary.
Kepada para donor, Hillary menyatakan Trump menarik manfaat dari manuver Comey itu untuk dipakainya guna menyerang dia. Surat Comey juga mendorong para pendukung Trump memperluas hasutan bahwa Pemilu akan curang.
Memo itu menyebutkan bahwa akibat surat direktur FBI itu pemilih akhirnya lebih memilih Trump ketimbang Hillary, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Peparnas 2024: Petenis meja ganda campuran Jateng Aziz Mubarok-Martin menang
07 October 2024 17:53 WIB
Pengamat: Perkawinan trah Soemarmo-Sukawi berpeluang menang di Pilkada Semarang
12 August 2024 18:03 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017