Pasukan Irak Tewaskan 43 Petempur ISIS di Selatan Mosul
Minggu, 20 November 2016 8:44 WIB
Tentara Irak berdiri dekat pria yang ditahan diduga pejuang Negara Islam (ISIS), di sebuah pos pemeriksaan di Qayyara, selatan Mosul, Irak, Kamis (27/10/2016). (REUTERS/Goran Tomasevic)
Mosul, Irak, Antara Jateng - Pasukan keamanan Irak pada Sabtu mematahkan serangan petempur ISIS di selatan Mosul, menewaskan 43 petempur ISIS dan melukai 11 orang lagi, kata beberapa sumber keamanan.
Dalam satu serangan, sebanyak 200 petempur ISIS menyerang pasukan keamanan di dekat Kota Kecil Qayyara, setelah mereka menyeberangi Sungai Tigris dengan naik perahu dari daerah yang dikuasai ISIS di sisi timur sungai itu, kata Kepala Komite Keamanan Dewan Provinsi Nineveh Mohammed Al-Baiyati dalam satu pernyataan, lapor Xinhua.
Pasukan keamanan dan petempur paramiliter suku sekutunya terlibat pertempuran sengit melawan penyerang sepanjang malam sampai pagi, ketika pasukan polisi federal tiba di lokasi dan mengusir petempur garis keras. Sebanyak 40 petempur ISIS tewas dan 11 lagi ditangkap, kata Baiyati.
Tiga polisi, termasuk seorang perwira, juga tewas dalam pertempuran tersebut, tambah sumber itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Dalam peristiwa terpisah, lima petempur suku Sunni tewas dalam penyergapan oleh anggota ISIS di dekat Kota Kecil Shirqat, sekitar 280 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, kata satu sumber keamanan lokal kepada Xinhua.
Setelah itu, petempur suku memburu anggota ISIS dan menewaskan tiga di antara mereka setelah bentrokan, dan melanjutkan pencarian gerilyawan lain di daerah yang luas di sebelah barat Shirqat, kata sumber tersebut.
Serangan itu terjadi setelah satu bulan gempuran gencar untuk mengusir petempur fanatik dari Kota Mosul, yang merupakan kubu utama terakhir mereka di Irak.
Pada 17 Oktober, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mengumumkan dimulainya serangan besar untuk merebut kembali Mosul, kota terbesar kedua di Irak.
Mosul, 400 kilometer di sebelah utara Baghdad, telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014, ketika pasukan Pemerintah Irak meninggalkan senjata mereka dan menyelamatkan diri, sehingga memungkinkan gerilyawan ISIS menguasai beberapa bagian Irak Utara dan Barat.
Dalam satu serangan, sebanyak 200 petempur ISIS menyerang pasukan keamanan di dekat Kota Kecil Qayyara, setelah mereka menyeberangi Sungai Tigris dengan naik perahu dari daerah yang dikuasai ISIS di sisi timur sungai itu, kata Kepala Komite Keamanan Dewan Provinsi Nineveh Mohammed Al-Baiyati dalam satu pernyataan, lapor Xinhua.
Pasukan keamanan dan petempur paramiliter suku sekutunya terlibat pertempuran sengit melawan penyerang sepanjang malam sampai pagi, ketika pasukan polisi federal tiba di lokasi dan mengusir petempur garis keras. Sebanyak 40 petempur ISIS tewas dan 11 lagi ditangkap, kata Baiyati.
Tiga polisi, termasuk seorang perwira, juga tewas dalam pertempuran tersebut, tambah sumber itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Dalam peristiwa terpisah, lima petempur suku Sunni tewas dalam penyergapan oleh anggota ISIS di dekat Kota Kecil Shirqat, sekitar 280 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, kata satu sumber keamanan lokal kepada Xinhua.
Setelah itu, petempur suku memburu anggota ISIS dan menewaskan tiga di antara mereka setelah bentrokan, dan melanjutkan pencarian gerilyawan lain di daerah yang luas di sebelah barat Shirqat, kata sumber tersebut.
Serangan itu terjadi setelah satu bulan gempuran gencar untuk mengusir petempur fanatik dari Kota Mosul, yang merupakan kubu utama terakhir mereka di Irak.
Pada 17 Oktober, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mengumumkan dimulainya serangan besar untuk merebut kembali Mosul, kota terbesar kedua di Irak.
Mosul, 400 kilometer di sebelah utara Baghdad, telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014, ketika pasukan Pemerintah Irak meninggalkan senjata mereka dan menyelamatkan diri, sehingga memungkinkan gerilyawan ISIS menguasai beberapa bagian Irak Utara dan Barat.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Bagaimana peluang Idzes tampil saat Indonesia lawan Irak? Ini jawaban Shin Tae-yong
05 June 2024 15:54 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017