Ketua MPR: Kesenjangan Sosial di Masyarakat Akibat Demokrasi Perselingkuhan
Kamis, 24 November 2016 11:26 WIB
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (MPR)
Jakarta Antara Jateng - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan kesenjangan sosial yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia salah satunya akibat demokrasi perselingkuhan.
"Kita lihat setelah 19 tahun demokrasi, demokrasi tujuannya adalah kesejahteraan. Karena itu demokrasi harus seiring dengan demokrasi ekonomi. Tetapi saya mengamati yang terjadi adalah demokrasi perselingkuhan. Inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan," katanya melalui keterangan tertulis MPR, Kamis.
Zulkifli menilai, kondisi seperti itu diperparah oleh tersumbatnya saluran masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
"Partai Islam sudah mulai kehilangan kepercayaan. Parpol dianggap tidak mewakili aspirasi. Lalu mau kemana? Kegelisahan-kegelisahan itu tidak mendapatkan saluran yang tepat," katanya.
Zulkifli mencontohkannya melalui data-data yang memperlihatkan terjadinya kesenjangan, seperti data tentang keuangan di perbankan.
Ia menjelaskan, sebanyak 120 juta rakyat atau 97,6 persen menyimpan uang di bawah Rp 10 juta, dengan total jumlah tabungan sekitar Rp500 triliun. Sedangkan 0,1 persen rakyat memiliki tabungan rata-rata di atas Rp5 miliar, dengan total jumlah tabungan Rp1.500 triliun.
"Tapi 0,1 persen orang itu menguasai 43,4 persen uang di perbankan. 0,1 persen itu terdiri atas 25 keluarga," ungkapnya.
"Kita lihat setelah 19 tahun demokrasi, demokrasi tujuannya adalah kesejahteraan. Karena itu demokrasi harus seiring dengan demokrasi ekonomi. Tetapi saya mengamati yang terjadi adalah demokrasi perselingkuhan. Inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan," katanya melalui keterangan tertulis MPR, Kamis.
Zulkifli menilai, kondisi seperti itu diperparah oleh tersumbatnya saluran masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
"Partai Islam sudah mulai kehilangan kepercayaan. Parpol dianggap tidak mewakili aspirasi. Lalu mau kemana? Kegelisahan-kegelisahan itu tidak mendapatkan saluran yang tepat," katanya.
Zulkifli mencontohkannya melalui data-data yang memperlihatkan terjadinya kesenjangan, seperti data tentang keuangan di perbankan.
Ia menjelaskan, sebanyak 120 juta rakyat atau 97,6 persen menyimpan uang di bawah Rp 10 juta, dengan total jumlah tabungan sekitar Rp500 triliun. Sedangkan 0,1 persen rakyat memiliki tabungan rata-rata di atas Rp5 miliar, dengan total jumlah tabungan Rp1.500 triliun.
"Tapi 0,1 persen orang itu menguasai 43,4 persen uang di perbankan. 0,1 persen itu terdiri atas 25 keluarga," ungkapnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017