Timwas: Kehadiran Negara belum Optimal di Perbatasan
Sabtu, 26 November 2016 13:08 WIB
Suasana proyek pembangunan Pos Lintas Batas Negara Republik Indonesia - Malaysia di Kecamatan Nanga Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Rabu (22/6/2016). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Tarakan, Kaltara, Antara Jateng - Tim Pengawas Pembangunan Perbatasan DPR RI menyatakan kehadiran negara di wilayah perbatasan Kalimantan dengan Malaysia belum optimal sehingga perkembangan wilayah itu belum signifikan.
Tim Pengawas (Timwas) Pembangunan Perbatasan DPR RI menyampaikan keprihatinannya terkait penanganan perbatasan dalam pertemuan dengan jajaran Pemerintah Kalimantan Utara di Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu pagi.
Timwas berada di Kalimantan Utara (Kaltara) sejak Kamis (24/11) untuk memantau langsung pembangunan perbatasan, menelusuri persoalan dan mengamati kehidupan masyarakat perbatasan.
Ketua Tim Pengawas Pembangunan Perbatasan DPR RI Fahri Hamzah bersama anggota tim juga melihat pembangunan infrastruktur jalan serta jembatan.
Fahri didampingi anggota timwas, yaitu Arteria Dahlan (PDIP), Agung Widyantoro (Golkar), Hetifah Syaifudian (Golkar) dan Alvin Hakim Toha (PKB). Rombongan juga didamping tim dari Badan Nasional Pembangunan Perbatasan (BNPP).
Fahri Hamzah menegaskan, perlu koordinasi yang lebih baik dan fokus lagi dalam menangani perbatasan. Komitmen pemerintah bersama jajaran terkait dalam pembangunan perbatasan harus lebih ditingkatkan dan langsung melaksanakan langkah-langkah nyata yang diperlukan.
Dari kunjungan tiga hari, dia menyampaikan tiga hal. Pertama, perlu penguatan regulasi terkait percepatan pembangunan perbatasan. Kedua, memperkuat kelembagaan.
Agar BNPP lebih kuat, maka di masa mendatang perlu ditingkatkan menjadi lembaga yang memiliki kewenangan eksekusi kebijakan secara langsung. Artinya ada kementerian percepatan pembangunan perbatasan seperti kementerian desa.
Dengan kelembagaan yang memiliki kewenangan mengeksekusi kebijakan dan berada di bawah presiden, maka diharapkan perkembangan pembangunan perbatasan akan bisa dipercepat dan fokus.
Ketiga, pemerintah perlu segera menyikapi usul pembentukan daerah otonom baru (DOB) untuk wilayah perbatasan, seperti usul pembentukan Kabupaten Bumi Dayak (Kabudaya) Perbatasan.
Arteria menyatakan, DOB merupakan hak masyarakat untuk mengusulkannya. Untuk Kaltara, pemerintah perlu segera menindaklanjuti usulan DOB agar rentang kendali pemerintahan, percepatan pembangunan dan pelayanan publik bisa dirasakan masyarakat.
"Kami sudah menelusuri wilayah dan melihat aktivitas kehidupan masyarakat," katanya.
Kehidupan masyarakat perbatasan masih memprihatinkan. Potensi wilayahnya sangat besar, namun masyarakat kesulitan memasarkan hasil perkebunan.
"Negara belum hadir dalam kehidupan masyarakat perbatasan," katanya.
Hetifah mengemukakan, percepatan dan perhatian serius pemerintah melalui kebijakan yang strategis dan fokus akan mampu membangkitkan semangat serta optimistis masyarakat.
Tim Pengawas (Timwas) Pembangunan Perbatasan DPR RI menyampaikan keprihatinannya terkait penanganan perbatasan dalam pertemuan dengan jajaran Pemerintah Kalimantan Utara di Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu pagi.
Timwas berada di Kalimantan Utara (Kaltara) sejak Kamis (24/11) untuk memantau langsung pembangunan perbatasan, menelusuri persoalan dan mengamati kehidupan masyarakat perbatasan.
Ketua Tim Pengawas Pembangunan Perbatasan DPR RI Fahri Hamzah bersama anggota tim juga melihat pembangunan infrastruktur jalan serta jembatan.
Fahri didampingi anggota timwas, yaitu Arteria Dahlan (PDIP), Agung Widyantoro (Golkar), Hetifah Syaifudian (Golkar) dan Alvin Hakim Toha (PKB). Rombongan juga didamping tim dari Badan Nasional Pembangunan Perbatasan (BNPP).
Fahri Hamzah menegaskan, perlu koordinasi yang lebih baik dan fokus lagi dalam menangani perbatasan. Komitmen pemerintah bersama jajaran terkait dalam pembangunan perbatasan harus lebih ditingkatkan dan langsung melaksanakan langkah-langkah nyata yang diperlukan.
Dari kunjungan tiga hari, dia menyampaikan tiga hal. Pertama, perlu penguatan regulasi terkait percepatan pembangunan perbatasan. Kedua, memperkuat kelembagaan.
Agar BNPP lebih kuat, maka di masa mendatang perlu ditingkatkan menjadi lembaga yang memiliki kewenangan eksekusi kebijakan secara langsung. Artinya ada kementerian percepatan pembangunan perbatasan seperti kementerian desa.
Dengan kelembagaan yang memiliki kewenangan mengeksekusi kebijakan dan berada di bawah presiden, maka diharapkan perkembangan pembangunan perbatasan akan bisa dipercepat dan fokus.
Ketiga, pemerintah perlu segera menyikapi usul pembentukan daerah otonom baru (DOB) untuk wilayah perbatasan, seperti usul pembentukan Kabupaten Bumi Dayak (Kabudaya) Perbatasan.
Arteria menyatakan, DOB merupakan hak masyarakat untuk mengusulkannya. Untuk Kaltara, pemerintah perlu segera menindaklanjuti usulan DOB agar rentang kendali pemerintahan, percepatan pembangunan dan pelayanan publik bisa dirasakan masyarakat.
"Kami sudah menelusuri wilayah dan melihat aktivitas kehidupan masyarakat," katanya.
Kehidupan masyarakat perbatasan masih memprihatinkan. Potensi wilayahnya sangat besar, namun masyarakat kesulitan memasarkan hasil perkebunan.
"Negara belum hadir dalam kehidupan masyarakat perbatasan," katanya.
Hetifah mengemukakan, percepatan dan perhatian serius pemerintah melalui kebijakan yang strategis dan fokus akan mampu membangkitkan semangat serta optimistis masyarakat.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Ganjar ajak UMKM Banyumas manfaatkan kehadiran Hetero Space di Purwokerto
16 December 2022 13:50 WIB, 2022
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017